Mengerjakan tugas secara berkelompok merupakan hal yang sering terjadi pada kehidupan kita. Hal ini bisa dicontohkan dari melakukan kegiatan kerja bakti, mengerjakan tugas sekolah bahkan samapai bermain game. Untuk anak ataupun remaja sering menjalankan tugas berkelompok ini pada saat sekolah, yaitu mengerjakan tugas sekolah yang dilakukan secara bekelompok.
        Tapi dari kegiatan mengerjakan tugas secara berkelompok ini menimbulkan suatau pertannyaan yaitu, Apakah individu yang mengerjakan tugas berkelompok ini akan lebih merasa senang atau malah lebih senang mengerjakan tugas sendirian?. Jika membahas dari individu yang tidak senang mengerjakan tugas secara berkelompok, berarti ia bisa menuju pada kondisi social loafing. Tapi individu tersebut juga masih belum bisa dikatakan pada kondisi social loafing.
      Adapun arti dari social loafing atau pemalasan sosial ini yaitu kondisi disaat Individu  memberikan  kontribusi  yang  sedikit  ketika  bekerja  dalam  kelompok  dari pada bekerja sendiri, padahal selain mengerjakan tugas individu mereka juga dituntut untuk dapat tergabung dan menyelesaikan tugas secara kelompok (Tozlu, Atesoglu, Sahin, & Sen, 2016).Â
Selanjutnya menurut Myers (2012; 2013) menyebutkan bahwa social loafing merupakan kecenderungan bagi orang-orang untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika mereka mengumpulkan usaha mereka untuk mencapai suatu tujuan yang sama dibandingkan jika mereka mengeluarkan usaha untuk diri sendiri.
       Saat melakukan observasi pada santri di LKSA Pesantren Bismar Al-Mustaqim, ditemukan permasahan social loafing. Hal ini terlihat dari perilaku santri yang memberikan  kontribusi  yang  sedikit  dan mengeluarkan usaha yang lebih sedikit saat mengerjakan tugas berkelompok.Â
Melalui program MBKM, Salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 , Moch Syahirul Alam Bagasul Ulum melakukan kegiatan pelatihan Untuk Mengatasi Social Loafing Dengan Kegiatan Estafet Menggambar. Kegiatan ini dilakukan dengan jangka waktu kisara 60 menit dan dilakukan di LKSA Pesantren Bismar Al-Mustaqim.
        Pada pelatihan ini, audiens diberi instruksi oleh penulis untuk membuat kelompok berjumlah 2 orang perkelompok. setelah itu setiap anggota pada kelompok diinstrusikan oleh penulis untuk melakukan suit untuk menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah. Disini anggota kelompok yang menang dapat memilih menggambar yang pertama atau menggambar yang kedua.Â
Adapun gambar yang harus digambar adalah  urutan pertama rumah + tanah, yang kedua pohon, yang ketiga rumput, yang keempat batu, yang kelima awan dan yang keenam matahari.
Pada pelatihan ini setiap anggota kelompok mendapat kan porsi tugas yang sama, hanya urutan menggambarnya yang berbeda. Mereka juga bisa menghias atau menambah gambar yang mereka gambar. Anak-anak yang mengikuti pelatihan ini dapat menyelesaikan dengan baik apa yang telah diistruksikan oleh penulis.