Khitan atau sunat adalah proses pelepasan kulit yang ada diujung penis. Khitan bagi anak laki-laki muslim adalah hukumnya wajib. Artinya seorang anak laki-laki yang beragama Islam wajib melakukan sunat. Begitu juga dengan putra semata wayang dari sahabat saya, Suhadi. Anak yang akan memasuki SMP ini, Rabu (21/6) melakukan sunat di Bogem, Â Kalasan,Sleman.
Penulis yang 44 tahun yang lalu juga melakukan hal yang sama di tempat yang sama. Adham Putra Ramadhani Hakim (11) yang penulis antar bersama keluarga sungguh membuat memori yang sudah puluhan tahun tiba-tiba muncul. Hanya fasilitas yang lebih luas dan penataan pengunjung yang lebih representatif.
Putra dari  Sri Wahyuningsih yang tinggal di Sendang Karangboyo, Karangnongko ini kini telah menetapkan diri sebagai seorang muslim sejati.  Adham yang dikenal periang dan enak diajak bicara itu sepulang sunatpun tetap periangng. "Bagaimana rasanya nak setelah di sunat ?". Sakit tidak. ?. Dia dengan senyum humanisnya menjawab, biasa saja. "Jawaban ini sama persis, ketika penulis seusai sunatan dulu". Rasanya setelah disunat biasa saja. Paling dua atau tiga hari akan segera kering dan sembuh.
Yang membuat ingin lebih jauh mengenang adalah perihan "Tempat" Sunat Bogem itu sendiri. Bung supit Bogem dari dulu hingga sekarang  selalu banyak pengunjungnya. Terlebih-lebih bila musim libur sekolah. Sehari bisa mengkhitan lebih dari 150 orang. Padahal bong supit Bogem ini tidak pernah promosi apalagi pasang iklan. "Kita tidak pernah promosi," ujar Paino S, petugas di Bogem kepada Kompasiana.
Paino yang dari kecil sudah gabung di Bogem ini lebih jauh mengatakan, tempat sunat Bogem ini menurut sejarah didirikan oleh Almarhum Raden Ngabehi Notopandoyo, sebelum merdeka.  Beliau memiliki 9 anak, empat laki-laki dan lima perempuan. Nah, putra-putranya itulah yang meneruskan klnik Bong Supit ini. Bahkan Bong Supit ini juga buka cabang di Ciracas  Jakarta.
Kini Bong Supit  Bogem  yang terletak di Jalan Solo - Jogja Km 15 ini sudah dikelola oleh cucu-cucu Raden Ngabehi Notopandoyo. "Lha putra ragil saja - H Basuki Harjono- yang ada di Jakarta sudah tua kok. Jadi memang cucu-cucunya juga diajari cara menyunat," tandasnya.
Satu generasi akan selalu supit di Bogem
Bong Supit Bogem konon ceritanya merupakan langganan pangeran-pangeran putra dari Sultan Keraton Yogyakarta, jika melakukan khitan. Namun dengan berjalannya waktu, Bong Supit Bogem sudah buka untuk umum. Tidak anak-anak dari Yogyakarta saja, tetapi sudah datang dari berbagai pelosok daerah Jateng, bahkan dari Jawa Timur dan ada juga dari Jawa Barat.
Hal lain yang menarik selain saat libur sekolah selalu ramai adalah Bong Supit Bogem ini saat satu generasi dalam satu keluarga telah dibawa ke tempat khitan satu ini (Bogem-red), maka secara otomatis generasi anaknya dan cucu-cucunya juga akan di bawa ke Bong Supit Bogem. Hal ini sangat penulis benarkan, penulis khitan di Bogem anak-anak penulis yang dua-duanya laki-laki, sunat juga di Bong Supit Bogem.