Wiwit aku isih bayi, wong tuwa sing ngopeni, Â Nganti tumeka saiki, lahir bathin gemati. Mangkat sekolah aku disangoni, Sandhang pangan wis mesthi. Mula aku kudu ngerti, mbangun turut ngajeni.
(Sejak kecil, orang tua yang menjaga sampai sekarang, lahir batin dengan hati-hati, Berangkat sekolah aku diberi uang saku, Sandang pangan sudah pasti, Â Maka aku harus tau, membangun untuk berbakti- Bahasa Indonesia-red).
Kalau bolehkah penulis sampaikan kepada ayah ibu. Memohon berkah dan ridhonya, supaya tetap sehat, Menghaturkan rasa terima kasih terhadap keduanya, yang merupakan bakti kita.  Hal ini bisa  mengambil contoh kecintaanya dan rasa sayangnya kepada putra-putrinya, menciptakan kerukunan bersama untuk selamanya.
Berpijak dari itu menuntut ilmu memang menjadi prioritas utama bagi perjalanan setiap insan manusia. Dengan ilmu manusia bisa mencapai apa yang dicita-citakan, apa yang diharapkan. Karena itu sekolah menjadi pilihan utama. Dalam sekolah tentu tidak akan lepas dengan yang namanya Guru. Guru menjadi motor utama dalam menyampaikan ilmu dan pendidikan karakter terhadap perkembangan anak bangsa ke depan.
Besuk, 25 November 2022 merupakan hari ulang tahun guru nasional. Persatuan Guru Republik Indonesia juga genap pula berusia 77 tahun. Seantero jagat Indonesia, insan pendidikan akan memperingatinya. Lantunan lagu Hymne guru pasti akan dikumandangkan baik peserta didik dari berbagai tingkatan pendidikan, dari PAUD sampai Pendidikan Menengah. Hymne guru jadi lagu monumental yang menyejukkan hati.
Senandung lagu yang sendu untuk penghargaan seorang guru atas pengabdiannya dalam memberikan lentera bagi kehidupan. Guru adalah suluh ditengah kelam, maka "kematian" suluh akan menjadi musibah kematian alam. Suluh itu selalu mencerahkan alam meskipun keadaannya telah rapuh ditelan zaman.
Guruku, Engkau adalah cahaya yang selalu menerangi setiap kegelapan. Semoga setiap peluh lelahmu, melahirkan generasi tangguh dan berjiwa negarawan. Guru, Namamu tetap akan terukir dalam sanubariku yang tidak akan hilang dari keramaian zaman. Semoga lelahmu mengantarkan ke jalan Lillah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H