Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membumikan Literasi Keluarga di Masa Pandemi Covid-19

7 September 2020   15:10 Diperbarui: 9 September 2020   13:20 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya membaca dilingkungan keluarga masyarakat kita hingga sekarang ini masih rendah. Hal ini, selain bisa dilihat dari rendahnya  daya beli dan kepemilikan buku di lingkungan keluarga, juga rendahnya daya minat dan motivasi membaca itu sendiri bagi anggota keluarga.  Terlebih-lebih di masa pandemi covid-19 ini, daya beli buku masyarakat kita berada pada titik nadhir terendah.

Membaca dalam terminologi agama juga mendudukkan pada derajat yang sangat menentukan. Orang akan masuk "Surga' kunci utamanya harus membaca dengan berbagai buku dan pedoman yang sudah ditetapkan. Penerapan ini tidak akan sejalan, bila tidak mau belajar dari "kitab" yang jadi dasar kita bersama.

Karena itulah membaca akhirnya menjadi bagian  yang tidak terpisahkan dalam perjalanan anak manusia. Begitu juga dilingkungan keluarga kita sendiri. 

Jika kedua orang tua menerapkan sebuah kebiasaan dengan membaca sebagai sebuah "keharusan", maka tindakan kedisiplinan akan terbentuk. Karena itu, perpustakaan dalam rumah sebagai langkah strategis dalam pengembangan budaya literasi keluarga (Bulike) Ketika sarana dan prasarana sudah siap tinggal langkah aksi dalam tindakan nyata menumbuhkan kesadaran pentinnya banyak membaca. 

Peran orang tua dalam membaca sangat dibutuhkan dalam semangat literasi keluarga. Kerika orang tua malas, anak akan turut serta. Keteladanan dan pendekatan, partisipatoris perlu digalakkkan dalam setiap keluarga. 

Agar ada keinginan untuk memegang buku perlu stimulus dan brain storming , malu jika tidak membaca buku. Dengan begitu, akhirnya membac menjadi sebuah "kewajiban" dalam budaya keluarga, maka yang terjadi lingkungan keluarga itu akan dinamis dan tidak ketinggalan zaman.

Prof Dr Ravik Karsidi, M.Si, mantan rektor UNS Surakarta  membudayakan membaca di lingkungan keluarga, perlu 'pengurbanan' dan langkah-langkah konstruktif dalam sebuah keluarga itu sendiri. 

Adapun pengurbanan yang dimaksud adalah perilaku yang saling mendukung atau saling melibatkan anggota keluarga guna terciptanya sebuah "hoby" membaca.  

Sedangkan langkah kontruktif dalam membumikan literasi keluarga: Pertama, dalam keluarga perlu adanya gerakan litaratif. Artinya,  ada waktu-waktu tertentu yang  kebersamaan yang diintensifkan untuk berbagai , membaca dan belajar bersama.

Kedua, diberikan penyegaran bahwa dengan membiasakan membaca - mengembangkan minat baca - kesadaran  membaca ini akan menjadikan keluarga pintar dan cerdas, sebab akan muncul ide dan gagasan-gagasan yang terencana, sehingga keluarga itu akan dapat dengan mudah mengeksekusi, setelah mendapatkan "persetujuan" dari seluruh anggota keluarga.

Ketiga, buatlah kafe baca dalam suatu keluarga itu. Misalnya, ada tempat yang nyaman, asri dan dilengkapi sarana dan prasarana yang sederhana, tetapi esensinya untuk kenyamanan membaca dalam keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun