Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Puluhan Orangtua Murid Khawatir, Anaknya Tidak Bisa Ikut PAS

26 Mei 2020   10:06 Diperbarui: 26 Mei 2020   11:45 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang tua khawatir anaknya tidak bisa ikut PAS daring semester genap tahun pelajaran 2019/2020. (Foto :picterio.com)

Puluhan orang tua murid SMP di wilayah hukum Polres Klaten, khawatir anaknya tidak bisa mengikuti Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap, tahun pelajaran 2019/2020. Kekhawatiran orang tua murid itu berawal  dari keluarnya jadwal Penilaian Akhir Semester Genap dari MKKS SMP. "Saya khawatir, anak saya tidak bisa ikut PAS semester genap ini, lantaran satu-satunya HP androit di rumah rusak," papar Sunardo, salah satu orang tua murid SMP yang tinggal di seputar kota Klaten kepada Kompasiana, Selasa (26/5).

 Bagaimana tidak khawatir, lanjut Sunardo, anak mau test, sementara alat yang digunakan untuk test rusak, dan saya belum bisa membelikan HP baru. "Mudah-mudahan HP bisa diperbaiki, sehingga orang tua tidak bingung," tukasnya.  Orang tua murid yang domisili dipinggiran juga mengaku was-waw anaknya tidak bisa ngikuti test semester genap. "Mas, saya was-was, HP anak saya tidak bisa digunakan untuk mengerjakan PAS, karena selain HP sudah "uzur" dan sering ngadat, jaringan internet susah," tandasnya.

Menurutnya, test anak SMP, suka-tidak suka di masa pandemi convid- 19 seperti sekarang harus dilakukan dengan daring-on-line. Tapi, ya itu tadi kondisi orang tua beda-beda. Ketika, orang tuanya ada uang/ fasilitas, ujian daring seperti itu, tak masalah. Namun, kalau kondisinya seperti saya, jangankan untuk beli HP, untuk urusan perut saja, bingung. Buat, saya ya penting untuk hidup," ujarnya. Dia, berharap ada kebijakan dari sekolah, agar test bisa ditempuh atau dilakukan dengan cara lain. "Atau setidak-tidaknya, dipinjami sarana untuk test,"pintanya.

Ketika ditanya, apakah tidak ada saudara yang punya HP adroit, agar meminjam, untuk kepentingan test anaknya ?.  Dengan nada agak sungkan mengatakan, pinjam baginya tidak enak dan tidak mau. "Masak pinjam HP,  satu minggu, meski setelah selesai dikembalikan, kan tidak enak," tegas Sunardo. "Ya pokoknya, mendingan tidaklah, lha kalau rusak, saya kan malah berabe," ujarnya menambahkan.

Seperti diketahui, Penilaian Akhir Semester (PAS) Semester Genap akan berlangsung, Selasa (2/6) hingga Senin (8/6). Test kenaikan kelas bagi siswa berseragam putih biru itu akan dilakukan serentak secara daring -on-line. Ada 11 mata pelajaran untuk kelas VIII dan 12 mata uji untuk kelas VIII, Jam Pertama di mulai pukul 07.30 - 09.00 Wib, dan jam ke dua pukul 10.00 - 11.30 Wib. Khusus hari Jumat, test PAS Semester Genap selesai pukul 11.00 Wib. 

Adapun, jadwalnya sebagai berikut : Selasa (2/6), Kelas VII (1) IPS, (2) Penjaskes Orkes, Kelas VII (1) IPA (2) Seni Budaya. Rabu (3/6) Kelas VII (1) IPA (2) Seni Budaya, Kelas VIII (1) Bahasa Inggris (2) PPKn. Kamis (4/5) Kelas VII (1) Bahasa Indonesia (2) Pendidikan Agama), Kelas VIII (1) Matematika (2) Prakarya. Jumat (5/6) Kelas VII (1) Bahasa Jawa (2) Informatika, Kelas VIII (1) Pendidikan agama. Sabtu (6/6) Kelas VII (1) Matematika (2) Prakarya, Kelas VIII (1) IPS (2) Bahasa Jawa. Senin (8/6) Kelas VII (1) Bahasa Inggris (2) PPKn, Kelas VIII (1) Bahasa Indonesia (2) Penjas orkes.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Klaten, Drs. Lasa, MM, ketika dimintai tanggapannya, adanya kekhawatiran puluhan orang tua yang anaknya tidak bisa mengikuti PAS Semester Genap mengatakan, kekhawatiran tersebut biasa dan lumrah dan bisa terjadi bagi semua orang tua murid di Klaten. "Ya kalau kondisional, seperti itu, nanti sekolah yang akan pro aktif. Bisa jadi gurunya mendatangi rumah peserta didik dan memberikan pinjaman HP untuk test. Pokoknya, nanti sekolahlah yang pro aktif," tandas Lasa.

Kalau hanya puluhan yang khawatir, ya sudah bagus, karena jumlah siswa SMP untuk kelas VII dan VIII jumlahnya 34 ribuan lebih. Jumlah itu tersebar di  115 an sekolah SMP Negeri dan Swasta.  "Jadi ya, kalau - yang khawatit hanya segitu, jika diprosentasi yang bisa ikut masih di atas 98 persen lebih. Sudah bagus .  Yang punya HP pun, kalau anaknya sakit, apa ya di paksakan, kan tidak. Di samping nanti kan ada test susulan," pungkasnya.  (Diq)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun