Mohon tunggu...
Moch Rio Ferdinand
Moch Rio Ferdinand Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa MAN 1 Banyuwangi

Alohaa Teman-teman!!!!! Aku Moch Rio Ferdinand akrab disapa Ryoo. Aku salah satu siswa MAN 1 Banyuwangi yang aktif di ekstrakulikuler jurnalistik, nah untuk mempermudah publikasi dari tulisan-tulisanku, aku menggunakan platform ini untuk menunjang itu semua, jadi buat kalian yang ingin memberi kritik atau saran sangat dipersilahkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beramalnya Millenial Langkah menuju Generasi Andal

7 Juli 2023   21:57 Diperbarui: 7 Juli 2023   22:02 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Generasi milenial merupakan generasi yang akan mendominasi era bonus demografi di Indonesia, milenial juga digadang-gadang akan menjadi pemeran utama serta memegang kendali dari berbagai aspek bidang kehidupan. Saat ini, generasi muda atau generasi milenial diharapkan mampu menjadi game changer atau agen perubahan dengan membuat inovasi dan berbagai perubahan positif yang baru.

Selain itu kalangan muda ini juga diharapkan mampu menciptakan peluang dengan mengubah berbagai tantangan dan masalah yang ada menjadi sebuah solusi atau inovasi yang diyakini akan mendorong terjadinya tranformasi dunia ke arah yang lebih baik dalam segala aspek bidang kehidupan.

Menjadi agen perubahan yang menentukan masa depan berbagai bidang kehidupan, milenial dituntut untuk mampu memahami peran pentingnya, setidaknya milenial harus mampu berani menjelajahi ide-ide segar yang kreatif dan inovatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dari sebelumnya demi kemajuan lingkungan sekitarnya dengan dituntut untuk terus mengembangkan potensi diri melalui ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat meningkatkan kreativitasnya.

Tantangan inilah yang harus direspons oleh generasi milenial agar mampu berada di garis depan untuk melakukan perubahan, inovasi, dan pembangunan menuju masa depan yang bertumbuh.

Sekian banyaknya masalah di berbagai aspek bidang kehidupan merupakan pekerjaan rumah bagi generasi milenial untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada.

Namun, berbagai pekerjaan rumah yang ada tidak akan pernah disentuh jika kepedulian di kalangan pemuda masih sedikit. Hal ini menunjukkan bukti bahwa peningkatan kepedulian generasi milenial itu penting, peningkatan moral itu penting, empati dan simpati di kalangan orang mudanya harus segera ditanamkan dan dikembangkan.

Di sini diperlukan kerja sama antara generasi milenial dengan para orang tua dan guru untuk kembali menumbuhkan atau membangkitkan semangat kemanusiaan dan peduli terhadap sesama di kalangan muda sehingga tercipta lingkungan yang saling berempati satu sama lain.

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan kembali rasa empati terhadap sesama contohnya saja seperti yang sering kita jumpai di hari Jumat atau yang kerap disebut sebagai Jumat Berkah.

Ada berbagai keistimewaan, keutamaan, dan kemuliaan yang terdapat di hari Jumat sehingga tak sedikit masyarakat yang dengan sukarela berbagi terhadap lingkungan di sekitarnya seperti membagikan makanan gratis kepada orang yang membutuhkan, kunjungan ke pos-pos pengungsian bencana alam,  berbagi ke panti asuhan atau panti jompo yang ada di lingkungan sekitar, serta masih banyak cara lain yang dapat dilakukan untuk kembali menumbuhkan rasa empati terhadap sesama dan berbagi sedikit kebahagiaan. Berbagi tak harus dalam bentuk "uang" melainkan dapat juga berbagi melalui jasa, barang-barang yang masih layak pakai, serta masih banyak lainnya yang dapat kita bagikan termasuk berbagi senyum.

 Sama halnya dengan apa yang saya lihat di lingkungan madrasah tempat saya sekolah. Madrasah, salah satu sekolah berbasis agama yang sangat menjunjung tinggi akhlakul karimah sehingga para siswa-siswinya sangat dididik terkait adab dalam kehidupan sehari-hari salah satunya sikap empati.

Para peserta didik yang dilatih melalui inovasi, membiasakan siswa-siswinya untuk melakukan "tradisi" Jumat beramal. Setiap siswa beramal dengan jumlah yang tidak ditentukan atau kata lainya "seikhlasnya" sehingga praktik beramal ini tidak memberatkan siswa-siswinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun