Dalam perjalanan panjang dunia perangkat lunak, Software Configuration Management (SCM) menjadi salah satu pilar penting yang sering kali tersembunyi di balik layar. Seiring waktu, kebutuhan untuk mengelola perubahan perangkat lunak berkembang pesat, mendorong lahirnya berbagai sistem SCM yang semakin canggih. Artikel ini akan membahas evolusi SCM, serta membandingkan tiga alat populer: Git, Subversion (SVN), dan Mercurial.
Dari Manual ke Otomasi: Evolusi Software Configuration Management
Pada awal industri perangkat lunak, pengelolaan konfigurasi dilakukan secara manual. Tim pengembang menyimpan salinan kode di media fisik seperti disket atau hard drive lokal, tanpa adanya kontrol versi formal. Ketika tim bertambah besar, muncul masalah seperti:
-
File tertimpa tanpa sengaja.
Versi kode yang tidak dapat dilacak.
Sulitnya menggabungkan perubahan dari banyak pengembang.
Untuk menjawab tantangan ini, lahirlah sistem kontrol versi sederhana, yang kemudian berkembang menjadi sistem SCM modern. Kini, repository berbasis cloud, otomatisasi build, continuous integration (CI), dan branching strategies menjadi bagian integral dari proses pengembangan.
Perbandingan Alat SCM: Git, SVN, dan Mercurial
Di era modern, ada tiga alat SCM yang sangat populer: Git, Subversion (SVN), dan Mercurial. Ketiganya memiliki karakteristik unik yang cocok untuk berbagai jenis proyek.
1. Git