Mohon tunggu...
Moch Refansyah Limaro Zaqi
Moch Refansyah Limaro Zaqi Mohon Tunggu... Teknisi - Mahasiswa Universitas Airlangga 2023

Saya adalah Mahasiswa Universitas Airlangga angkatan 2023 yang memiliki hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kericuhan Terhadap Perbedaan Pemilihan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Indonesia pada Pemilu 2024

15 Mei 2024   21:15 Diperbarui: 15 Mei 2024   21:24 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) Indonesia pada tahun 2024 menampilkan tiga pasangan calon yang akan bersaing. Berikut adalah perbedaan antara ketiga pasangan calon:

  1. Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar

    • Visi dan Misi: Fokus pada sektor ekonomi dengan kata kunci seperti "adil dan makmur" serta "bangun."
    • Karakter Ideologi: Diketahui memiliki fokus berbeda dalam visi dan misi mereka.
  2. Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
    • Visi dan Misi: Klaim keberhasilan pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadi fokus utama.
    • Karakter Ideologi: Dianggap tanpa "gebrakan" karena mengandalkan pencapaian pemerintahan sebelumnya.
  3. Ganjar Pranowo-Mahfud
    • Visi dan Misi: Prioritas pada sektor ekonomi dan keadilan, meskipun belum memperhatikan isu krisis iklim dan lingkungan.
    • Karakter Ideologi: Dalam dokumen visi dan misi, terdapat kualitas, perspektif, dan pemikiran kenegarawanan.

Kericuhan Para Pendukung Paslon pada Pemilu 2024

Pemilu 2024 di Indonesia menyaksikan fanatisme politik yang kuat dari para pendukung masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden. Berikut beberapa aspek yang memperlihatkan kericuhan dan ketegangan selama kampanye:

  1. Perang di Media Sosial:

    • Echo Chamber Effect: Para pendukung paslon berinteraksi dengan sesama pendukungnya di media sosial. Mereka semakin yakin pada keyakinan yang sama dan memperkuat dukungan terhadap paslon mereka, seringkali dengan mengabaikan sudut pandang berlawanan.
    • Polarisasi: Kebencian terhadap paslon lainnya sering muncul, menciptakan polarisasi politik di platform online.
  2. Dugaan Kecurangan:

    • Hasil quick count menunjukkan keunggulan paslon tertentu, tetapi ada pihak yang menyebut adanya kecurangan pemilu pada hari pencoblosan.
    • Deputi Politik 5.0 TPN menyatakan bahwa partai pendukung paslon 1 dan 3 akan galang kekuatan di DPR menyikapi dugaan kecurangan.
  3. Peran Relawan:

    • Relawan politik semakin solid dan bergemuruh. Preferensi mereka memengaruhi pemenangan paslon

Kesimpulan: Meskipun ketiga pasangan calon memiliki visi dan misi yang berbeda, isu krisis iklim dan lingkungan belum menjadi perhatian utama mereka. Pemilih perlu memahami karakter ideologi dan janji dari masing-masing pasangan untuk membuat keputusan yang bijaksana. Adanya kericuhan dan fanatisme politik menjadi bagian dari demokrasi, tetapi penting bagi kita untuk tetap berpikir kritis dan menghindari ekstremisme dalam mendukung paslon pilihan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun