Mohon tunggu...
Moch Nur Zamzam
Moch Nur Zamzam Mohon Tunggu... Jurnalis - Hanya Antusias

Melangkahkan jejak dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dakwah dalam Perspektif Manajemen Pers

26 September 2021   12:47 Diperbarui: 26 September 2021   12:53 2253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi saat ini, pers dakwah berhasil mengambil banyak peran sebagai media yang banyak memberi manfaat sebagai penyambung informasi dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat umum. Karena manajemen pers dakwah merupakan subsistem utama dari sistem komunikasi. Maka unsur yang paling penting dalam manajemen pers adalah media massa. Media massa menjalankan fungsi dan perannya sebagai alat mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat.

Mungkin jika berbicara perbedaan pers Islam/dakwah dan pers pada umumnya saya rasa ada pada sisi efektivitas dan efisiensi dari pers itu sendiri. Yang secara jelas, media dakwah masih banyak tertinggal dari media pers pada umumnya. Dilihat dari sisi ini, media pers Islam harus banyak melakukan evaluasi dan perubahan guna bisa bersaing dengan media pers lain.

Beberapa konsep di bawah saya rasa bisa menjadikan pers Islam bersaing dengan media pers lainnya terutama dalam manajemen atau pengelolaannya, di antaranya:

  • Perencanaan pers dakwah, yaitu berpikir secara rasional berdasarkan fakta dan data yang ada untuk dapata mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mewujudkan apa yang hendak dicapai dalam kegiatan dakwah.
  • Pengorganisasian pers dakwah, yaitu pengadaan sarana prasarana manajemen (sumber daya manusia dengan segala fasilitasnya) untuk keperluan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pers dakwah (dalam bentuk kegiatan jurnalistik dakwah) dimana Sumber daya yang diperlukan adalah mereka dengan predikat da'i.
  • Penggerakan pers dakwah, yaitu kegiatan pembinaan pada pengembangan dan peningkatan karir sumber daya dakwah di bidang jurnalistik dan dakwah islamiyah.
  • Jurnalistik dakwah dimaknai sebagai suatu keterampilan atau seni penyusunan pemberitahuan, penyampaian serta penyajian (produk jurnalistik) yang menarik perhatian, dan bertujuan untuk mempengaruhi khalayak atau publik dengan berlandaskan pada kebutuhan hati nurani publik.
  • Pengawasan dalam manajeman pers dakwah dimaksudkan sebagai kegiakan pengkajian dan penelitian terhadap penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan jurnalistik dan pers dakwah, sehingga bisa dicari solusi perbaikannya dan mengarahkan pada pencapaian tujuan yang ditentukan dalam perencanaan (fungsi pertama dalam manajemen pers dakwah).

Disamping itu, media sosial yang pada hari ini sudah sangat beragam seperti Instagram, Facebook, Youtube serta yang lainnya sangat bisa dan sangat relevan untuk dijadikan media dakwah. Berbagai platform media sosial dipandang memiliki efektivitas yang tinggi untuk melancarkan proses dakwah, karena penyampaiannya yang langsung tanpa berbelit-belit dan pengguna media sosial yang sangat banyak, tua ataupun muda maupun di perkotaan atau di pedesaan sekali pun.

Kendati demikian media sosial mempunyai kelas-kelas tertentu berdasarkan; usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama dan latar belakang seseorang. Ruang interaksi antara pendakwah atau seorang Da'i dan pengikutnya (followers) memungkinkan adanya interaksi penyampaian pesan-pesan singkat yang tertuang dalam komentar dengan cara tersebut mereka selalu menunjukkan eksistensinya, karena begitu besarnya dampak dakwah di media sosial ini memicu beberapa faktor positif dan negatif. Salah satu faktor positif dari dakwah menggunakan media sosial ini adalah mempermudah seorang followers dalam mengakses informasi dakwah terbaru dimanapun dan kapanpun, sedangkan faktor negatifnya yaitu media dakwah banyak dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan permusuhan, kekerasan dan pesan negatif lainnya yang jelas sangat merugikan.

Adapun upaya pengelolaan media sosial untuk sarana dakwah agar berjalan lebih baik dan bisa tepat sasaran di antaranya sebagai berikut:

  • Pastikan untuk terus mempelajari ilmu, terutama yang akan disampaikan dalam dakwah di media sosial. Jangan sembarangan menerima dan menyampaikan ilmu yang kita sendiri tidak tahu dari mana ilmu tersebut dan bagaimana penerapan ilmu tersebut. Kita perlu menyebutkan sumber rujukan jika mengutip dari buku atau kitab, serta menyampaikan darimana pesan dakwah ini didapat agar lebih bisa diterima.
  • Matangkan konsep dan materi dakwah yang akan disampaikan. Jika pesan dakwah yang akan disampaikan berupa foto atau desain grafis, maka percantik desainnya, hindari banyaknya kata atau kalimat yang tidak perlu serta pastikan agar gambar terlihat jelas dan menarik untuk dilihat oleh banyak orang dari banyak segmen. Jika pesan dakwah yang akan disampaikan berupa video atau audio visual, maka tonjolkan editing yang menarik seperti perpindahan kamera, motion-grafic dan suara yang terdengar jelas disertai musik yang sesuai dengan tema pesan dakwah agar banyak orang yang merasa betah dengan video dakwah kita. Jika pesan dakwah yang akan disampaikan berupa audio saja seperti podcast, maka pastikan suara terdengar jelas dan masukkan musik background yang menarik dan sesuai dengan tema.
  • Perkuat relasi dan kerjasama yang menunjang keuangan untuk media sosial dakwah, bisa melalui endorsement atau kerjasama yang sifatnya kolaborasi seperti membuat konten secara bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun