Siapa tak tahu binatang yang satu ini, namanya “Kijang”, saking lincahnya, binatang ini di Indonesia telah menjadi satu jenis atau varian kendaraan merek pabrikan terkenal asal Jepang.
Kijang juga merupakan binatang yang dianggap menarik karena tanduknya, karena kecantikannya itu, binatang satu ini selalu menjadi primadona bagi kebun kebun binatang, bahkan kijang juga dijadikan pajangan untuk tempat tertentu, tak kurang dari Istana Presiden yang ada di Bogor, sudah lama menjadikan Kijang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan Istana.
Tapi pernahkah anda berpikir untuk menyantapnya seperti kambing yang sudah lazim dijadikan Sate, Sop, Tongseng, Gulai dan lain-lain. Sama seperti saya, terbayangpun tidak untuk menjadikan Kijang sebagai santapan, namun saat berjalan menyusuri Jalan Pangeran Samudra Banjarmasin malam ini 23/12, saya dan beberapa pengurus KONI Banten yang kebetulan ada tugas di kota Seribu Sungai ini, tiba tiba pandangan tertuju pada spanduk rumah makan yang tulisannya “Sate Kijang”.
Alhamdulillah saya berhasil memprovokasi agar bisa mencicipi santapan yang saya anggap langka ini, seumur-umur, belum pernah saya menemukan sate Kijang, apalagi menyantapnya.Semua setuju, apalagi setelah masuk ke rumah makan ini, ada juga soto Banjar yang sudah terkenal dimana mana dan Gule/Tongseng/Gulai Kambing termasuk juga Sate Sapi.
Namanya juga coba coba, saya hanya pesan 40 tusuk sate untuk enam orang, tak lupa juga soto Banjar, Jeruk manis dan teh manis, hanya satu orang yang pesan Gulai Kambing yakni anggota Binpres Pak Hengki S Bremer, sedangkan yang lain seperti Sekretaris Umum Pak Sutaryono, Wakil Ketua Pak Engkos Kosasih, Anggota Bidang Perencenaan Anggaran Pak Agus, Anggota Bidang Humas Andre Adisasputra dan saya sendiri lebih cocok dengan soto Banjar.
Menikmati Sate Kijang Borneo, ternyata punya cita rasa tersendiri, jauh beda dengan Sate Kambing. Sate Kijang tidak berbau seperti sate Kambing. Kambing dimasak apapun tetap bau, yakni bau kambing yang kadang baunya apek, Sate Kijang punya tekstur yang tersendiri, tidak bau apek, senderung wangi, gurih dan dagingnya serasa kenyal krenyes krenyes, apalagi di padukan dengan bumbu yang has borneo, pokoknya nuikmat buanget.
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/23/sate-kijang2-585d50646e7e61885e3cbb81.jpg?t=o&v=770)
Untung saya berhasil menemui KO ING, saya coba mencari tahu, apakah KO ING punya nama Indonesia --seperti Ahok nama Indonesianya Basuki Cahaya Purnama --, Oh ternyata KO ING juga punya nama Indonesia, ini dia namanya ABDUL HADI, akhirnya dalam hati saya bergumam, Alhamdulillah namanya Islami.
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/23/sati-kijang3-585d509d43afbd235f9f62cd.jpg?t=o&v=770)
Rumah makan ini terletak di paling ujung jalan Samudra nomor 14 Banjarmasin Kalimantan Selatan, dengan hanya mengeluarkan Rp.65.000, kita sudah bisa disuguhi 1 porsi dengan isi 10 tusuk sate, ya memang agak mahal dibanding Sate Kambing, tapi rasanya itu lho…..