[caption caption="Sang Pemimpin Banten,,,,, foto dok. Radar Banten"][/caption]Pilkada Serentak tahap dua sudah mendekati musim, saat ini baru muncul ‘’puting puting’’ kelopak bunganya. Tapi orang sudah mulai ramai bergunjing ria, ada yang bikin opini, ada yang bikin Baliho ada juga yang sibuk berkunjung sana sini.
Meski hajat politik itu dilaksanakan tahun 2017 nanti, para komentator, pengamat bahkan pendorong dan pendukung insan insan yang punya birahi politik menduduki pimpinan daerah, sudah bersahut sahutan di kanal kanal politik media, berkicau bak burung  yang terbang dialas tak bertuan.
Pilgub DKI misalnya, berapa banyak Kompasianer yang saling sahut-menyahut, fokus utamanya menyangkut ‘’sosok’’ yang punya birahi politik atau yang di dorong untuk menduduki jabatan birokrasi yang bernama ‘’Gubernur’’.  Nama Kang Emil dan  Ahok menjadi sorotan paling banyak di Kompasiana dibanding politisi sekelas Lulung Lunggana, M Taufik atau pengusaha beken Sandiago Uno.
Bergeser ke Barat, Provinsi yang berbatasan dengan DKI dan Jabar yakni Banten, juga akan melaksanakan Pilgub pada 2017. Namun demikian Provinsi ini nampaknya lepas dari perhatian Kompasianer –baik yang bermukim di Wilayah Banten maupun bukan-, tapi itu no broblem alias tak masalah karena bisa jadi mereka lebih dekat hubungan emosionalnya ke DKI dibanding ke Banten.
Bersyukur ada satu Kompasioner, Fauzi Albara yang menulis tentang  munculnya beberapa sosok yang berhasrat hati dan sudah di gadang gadang sebagai insan insan akademis, insan insan politik yang bakal bertarung merebut tiket pencalonan Gubernur Banten.
Diantara para begawan politik yang sudah ancang ancang menurut Kang Oji – panggilan akrab Fauzi Al-barra – CEO Berita Cilegon Oneline ini adalah Wahidin Halim (Partai Demokrat), Rano Karno (incumbent/PDIP), dan Andika Hazrumy (anak mantan Gubernur Rt Atut/Partai Golkar). Kemudian muncul lagi nama Zulkieflimansyah (PKS), Dessy Ratnasari (PAN), Mulyadi Jayabaya (PDIP), Wawan Iriawan (Nasdem), Taufik Nuriman (mantan Bupati Serang) dan juga Tantowi Yahya(Golkar).
Dalam tulisannya Kang Oji juga menyatakan bahwa Andika mempunyai peluang besar, bahkan saat ini menjadi ‘’Emas’’ terkait rencana pencalonannya. Lengkapnya lihat ; http://www.kompasiana.com/fauzi-albarra/pilgub-banten-andika-hazrumy-jadi-emas-rano-karno_56af5013379773f60982c1a8.
Banten adalah Provinsi yang relative masih baru di Indonesia, Provinsi pecahan dari Jawa Barat awal tahun 2000 lalu, namanya sudah menjulang tinggi kemudian jatuh terpuruk dari ketinggian itu lantaran kasus Gubernur Atut CH dan adiknya yang terkena kasus suap Pilkada Lebak dan merembet pada persoalan lain.
Teman saya bilang, memang dilihat dari konteks pelaksanaan pembangunan, Provinsi Banten banyak menuai masalah, ini lantaran banyaknya ‘’kegilaan’’ didalam proses pembangunannya. Yang paling kental adalah adanya monopoli dari kelompok tertentu didalam penyelenggaraan atau pelaksanaan APBD.
Soal   bagaimana parahnya mekanisme dan pelaksanaan pembangunan di Banten sudah banyak yang mengeritik, termasuk Kompasianer yang cantik jelita menawan hati semerbak harum mewangi  sepanjang hari meski sudah bersuami Laura Irawati yang laris manis di Kompasiana  bak martabak buatan Gibran anak Pak Jokowi, menyindir dalam tulisannya yang berjudul ‘’ Anak Presiden Kok Jualan Martabak? Adik Gubernur di Daerahku aja "Jualan" Proyek APBD’’. Itu artinya Laura merujuk ke daerahnya sendiri yakni Banten.Lihat disini ; http://www.kompasiana.com/laurairawati/anak-presiden-kok-jualan-martabak-adik-gubernur-di-daerahku-aja-jualan-proyek-apbd_568aff4e16937372048b4580Â
Nah terkait dengan masalah kegilaan tadi, maka kedepan Banten butuh figur pimpinan atau Gubernur yang bisa gila juga. Mengapa saya sebut bisa gila, karena memang, bagi yang gila, melihat dirinya sendiri adalah waras, dimata orang gila, orang yang waras itulah sebetulnya yang gila. -- jangan mengernyutkan kening ya--. Orang yang ‘’gila’’ adalah orang tidak takut dengan siapapun, tidak takut dengan jin iprit, gondoruwo, apalagi manusia.