Dalam sebuah cerita kebintangan di Rimba Raya, tersebutlah satu jenis binatang yang disebut Soang, rumpun Angsa.
Kala itu, ada satu Soang, namanya Ngukmik. Nama ini semata mata untuk gagah gagahan saja, nama sebenarnya sejak dilahirkan di rimba raya sebetulnya bukan itu, binatang diluar komunitas Soang tidak ada yang tau nama aslinya, yang tahu hanyalah komunitas binatang Soang.
Dalam dunia kebinatangan, Si Ngukmik terkenal sebagai binatang  yang suka bikin gaduh rimba raya, kerjanya kalau tidak memfitnah ya bikin issue tidak baik.
Memfitnah dan membikin issue dijadikan sebagai teknik untuk mencari makan, atau dalam istilah rimba raya sekarang; jadi pengusaha.
Disamping itu, Si Ngukmik membuat satu organisasi kebinatangan rumpun Angsa, Si Ngukmik juga mengangkat dirinya sendiri sebagai Ketua Organisasi Kebinatangan itu.
Berbekal sebagai Ketua Organisasi Kebinatangan itu, ia menggunakan Pola mencari makan /usaha dengan mendatangi kepala kepala kantor pemerintahan rimba raya, di gaungkan issue bahwa si kepala kantor ada indikasi menyalahgunakan anggaran proyek.
Si Ngukmik tidak sadar bahwa semua Kepala Kantor pemerintahan rimba raya, sebetulnya sudah faham betul apa yang diinginkan Si Ngukmik, seantero rimba raya sudah hafal tentang karakteristik Ngukmik ini, kalau perlu di buat cerita sedemikian rupa seolah benar terjadi suatu penyimpangan di kantor kantor pemerintahan tertentu di rimba raya, atau dalam istilah di Rimba Raya sekarang disebuat Hoak.
Semua Kepala kantor di Rimba Raya faham betul bahwa sebetulnya yang di cari Ngukmik tidak lain adalah bekal untuk makan atau kerjaan, istilah negara antah bantah disebut proyek.
Suatu hari, Ngukmik mendengar ada kegiatan yang dibiayai kas Pemerintah Rimba Raya. Segera saja Ngukmik menangkap peluang. Dihembuskan issue bahwa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut ada penyelewengan.