Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kuliner "Anu" Sapi

21 Maret 2017   16:15 Diperbarui: 22 Maret 2017   06:00 5659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ini yang Asli, Kontol Sapi, dokpri

Kemarin, saya berkesempatan mengunjungi salah satu pasar tradisional di Cilegon, tempat tinggal saya. Pasar ini terkenal dengan nama Pasar Kelapa, baru saja selesai di renovasi oleh Pemkot Cilegon.

Nama Pasar Kelapa memang sudah melekat untuk masyarakat Cilegon, itu semata mata karena factor kesejarahan. Dulunya pasar ini memang dihususkan untuk menampung para pedagang yang menjual hasil bumi atau buah-buahan hasil dari para petani di Cilegon, namun seiring dengan pesatnya perkembangan Cilegon baik dari factor penduduk maupun factor tempat usaha, pasar ini ahirnya menjadi pasar yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat Cilegon, karena kondisinya sudah tak layak, pemkot Cilegon merenovasi menjadi pasar yang layak dan apik.

Beberapa kios berjejer di deretan depan melingkar menyerupai huruf O, sementara ditengah berderet deret lapak pedagang yang menjual bahan atau kebutuhan rumah tangga seperti pedagang sayuran, kelontong bercampur baur dengan pedagang pakaian.

Sementara diantara lapak lapak, utamanya disisi jalan dalam pasar itu, nampak pula mbok mbok atau ibu yang tidak mampu untuk membayar lapak, menggelar dagangan hanya dengan bakul atau tampah yang isinya makanan kampung/tradisional Cilegon.

“Nong di tuku Kontol Sapine nong (mas dibeli  Kontol Sapinya mas)”, kata salah satu si-mbok menawarkan kepada saya.

Sayapun melirik si mbok yang sedang menghadapi dagangan dengan menggunakan tampah, isinya lepet, kue cucur dan yang tadi ditawarkan, KONTOL SAPI.

ini yang Asli, Kontol Sapi, dokpri
ini yang Asli, Kontol Sapi, dokpri
Ya, anda jangan berpikir jorok dulu, apa yang disebut si mbok tadi adalah nama salah satu makanan tradisional Cilegon,  namanya kue Kontol Sapi, bagi yang baru mendengarnya, pastilah agak risih di telinga, apalagi bagi kaum perempuan, bisa dipastikan akan sulit untuk mengucapkannya. Namun bagi masyarakat Cilegon, kue Kontol Sapi masih banyak yang mengenalnya karena memang kue ini adalah has masyarakat Cilegon walaupun saat ini sudah bisa dibilang langka. Sungguhpun demikian, ada juga yang tidak tega menyebutnya secara transparan, pada suatu bazar makanan tradisional Cilegon, seorang Ibu yang punya akun Fb Tatu Nurjannah Jaha menyebutnya dengan nama kue ANU SAPI.

Sejatinya, kue ini tidak ada hubungannya dengan SAPI, apalagi dengan ANUnya Sapi, kue ini murni makanan tradisional yang bahan bakunya dibuat dari beras ketan dan kelapa, setelah dijadikan adonan, lantas digoreng dan dilumuri cairan gula pasir hingga kemudian mengental dan kering. Sebetulnya ada satu lagi kue yang namanya agak nyerempet nyerempet, namnaya kue SESILIT, tapi saya tanya ke si mboknya, katanya sudah lama kue itu tidak ada yang bikin.

Karena sudah berpuluh puluh tahun saya tak menikmati kue KONTOL SAPI ini, saya ahirnya tertarik untuk membelinya, tak tanggung tanggung saya mengambil 40 biji kue KONTOL SAPI dan membayarnya hanya dengan dua puluh rebu perak, bukan hanya untuk saya sendiri, tapi sekalian untuk teman ngopi tukang bangunan yang sedang mengerjakan gubuk saya. Jadilah rame rame menikmati kue KONTOL SAPI yang alamaaaak rasanya sungguh nuikmat.

Mau Kontol Sapi?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun