Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Yang Aneh dari Sidang Ahok

14 Desember 2016   23:49 Diperbarui: 15 Desember 2016   00:03 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Poro pepunden sadoyo ingkang kulo hormati.

Saya kemaren, atau setidak tidaknya beberapa waktu yang lalu, telah menulis di Media ini, judulnya “Yang Lucu dari Sidang Ahok”, lihat disini . Dalam tulisan itu saya sebut bahwa dalam sidang Ahok dapat dilihat hal yang lucu sampai hal yang aneh, eh ndilalah dalam isinya kulo cuma ndongeng hal hal yang lucu, sementara yang aneh saya bilang nanti dalam segmen berikutnya. Nah tulisan ini yang saya maksud segmen berikutnya itu.

Ngene yo ceritane

Ada seorang terdakwa, tiba tiba menangis dalam arena persidangan, diruang sidang itu pula, terdakwa kemudian memeluk orang yang menjadi seterunya, orang itu tak lain adalah Ibu kandungnya sendiri.

Sidang yang awalnya berlangsung tegang, berubah menjadi suasana haru, Terdakwa ini terbawa perasaan setelah hakim memerinthkan kepada terdakwa untuk menyanyikan lagu yang berjudul “Ibu” ciptaan Iwan Fals.

Ini terjadi bukan di Jakarta TKP nya ana ning Pengadilan Negeri Dompu Nusatenggara Barat. Alkisah terdakwanya bernama Arifudin yang menjadi pesakitan Pengadilan dengan dakwaan penganiayaan terhadap kedua orang tuanya, tak pelak Arifudin dituntut 2 tahun penjara. Menurut Hj. Ramlah sebagaimana terungkap dalam persidangan terdakwa sering meributkan harta warisan. Ia bahkan sering mamaki-maki sang ibu dan terakhir mengejar ibunya untuk dipukul. Untunglah sang ibu bisa berlari. Tapi amukannya pun berlanjut sampai menabrakkan mobil ke rumahnya sendiri.

Masih menurut Ibunya, sebetulnya ia telah mema’afkan Arifudin, tetapi ia tetap minta kepada Majlis Hakim untuk memproses hukum sang anak. 

Kemarin, tangis seorang terdakwa lagi lagi terjadi di Persidangan, TKP ada di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Tangis terdakwa ini disaksikan oleh bukan hanya yang hadir di ruang sidang, tapi disaksikan oleh ratusan ribu –kalau saya sebut jutaan, takut ada yang tersinggung—warga negara Indonesia yang saya yakin semuanya baik yang kebenaran –bukan kebetulan – menyaksikan juga melalui layar kaca masing masing.

Ya siapa lagi kalau bukan Ahok, Calon Gubernur DKI yang sekarang mendapat gelar baru yakni sebagai terdakwa Penistaan Agama. Tangis Ahok ini sangat kontras dengan gaya kesehariannya yang kelihatan tegar, bahkan kalau perlu siapapun yang tidak sealur, akan dilawan dengan berbagai macam tindakan dan ucapan.

Karib saya Kang Imat mengomentari tentang tangis Ahok ini sebagaimana saya kutip dari akun fb-nya dengan mengatakan “sepanjang yg saya tau, orang temperamental ya seperti itu, coba liat para jawara kampung kita itu, mereka nampak tangguh dan sulit dikalahkan, tapi giliran rabi tuane (istri tuanya) ninggal mah nangise gempor …...”

Tangis Ahok bisa dimaknai berbagai macam tergantung dari sudut yang mana orang memandangnya. Kalau saya memandang dari sudut yang paling sempit, dan pandangan saya mengatakan ini aneh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun