Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dicium Dewa Cibulan, Rasanya Geli

19 Januari 2016   00:06 Diperbarui: 19 Januari 2016   14:32 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gerbang Pemandian Cibulan foto dok Pribadi"][/caption]

 

[caption caption="Dicium ikan dewa, geli geli kepenak , foto, dok, pribadi"]

[/caption]

Indonesia memang banyak obyek wisata, diantara destinasi wisata di bumi khatulistiwa yang banyak diminati masyarakat adalah obyek wisata pemandian alam. Dari sekian ratus atau bahkan mungkin ribuan obyek wiasata ini salah satunya adalah olyek wisata Cibulan.

[caption caption="Pintu Masuk Cibulan, nampak dari depan, foto dok, pribadi"]

[/caption]

Cibulan merupakan obyek wisata yang ada di Kuningan Jawa Barat berupa kolam pemandian alam yang banyak dikunjungi masyarakat hususnya di Jawa Barat. Letaknya dibawah kaki Gunung Ciremai tepatnya di Desa  Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Dari pusat kota Kuningan, bisa ditempuh dalam waktu 15 menit jika kondissi normal alias tidak macet karena hanya berjarak  7 km dari Kota Kuningan. atau sekitar 28 km dari Kota Cirebon.

Keistimewaan Kolam pemandian ini, pengunjung bisa mandi bareng ikan yang ukurannya cukup besar. Konon menurut legenda, ikan ikan ini awalnya adalah para prajurit Prabu Siliwangi yang membangkang sehingga dikutuk menjadi ikan. Ikan ini sekilas nampak seperti ikan mas, namun sisiknya beda, wananya keabu abuan dan bentuknya agak memanjang, saat ini dikenal sebagai ikan Dewa. Boleh percaya boleh tidak.

[caption caption="kolam pemandian bersama ikan ikan dewa, foto dok pribadi"]

[/caption]

Ada pemandangan yang menarik saat saya dan  rombongan KONI Banten yang menggunakan bus  masuk area parkir Cibulan. Beberapa anak usia SD ramai memotet dengan camera hapenya. Selidik punya selidik, setelah ditanya, katanya untuk di upload melalui You Tube, instagram atau face book. Oh, rupanya anak kaki gunung ini sedang demam dan gandrung internet, suatu kemajuan yang luar biasa untuk ukuran anak anak yang hidupnya jauh dari hingar bingar duniawi seperti di perkotaan.

[caption caption="Anak anak Cibulan asyik memotret dengan camera hape, dok. pribasi"]

[/caption]

 Untuk masuk ke area pemandian, pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk, untuk dewasa  Rp.17.500, anak anak Rp.15.000 pada hari libur. Sedangkan untuk hari biasa, tiket masuk hanya Rp.15.000 untuk dewasa, Rp. 15.000 anak anak.

Memasuki pintu masuk area pemandian yang dijaga beberapa petugas, terhampar dua kolam pemandian, airnya jernih bukan main. Kolam pertama luasnya sekitar 35x15 meter persegi, disekat menjadi dua bagian, bagian pertama kedalamannya hanya sekitar 60 cm, bagian kedua kedalamannya sekitar 120 cm. Dikolam ini pengujung bisa berenang bersama dengan ikan yang berkeliaran kesana kemari, bergerombol saat ada yang memberikan makanan.

Adapun kolan kedua ukurannya lebih panjang yakni 45 x 15 meter persegi, kedalamannya sekitar 120 cm, Di kolam ini juga banyak ikan ikan berkeliaran, pengunjung juga bisa memegang ikan ikan yang ada ditepi kolam, apalagi jika pengunjung memberikan umpan berupa ikan kecil yang ditali, umpan ini bisa dibeli dari penjaja dengan harga Rp.5000 per tiga umpan, dijamin pengunjung bisa mengelus elus ikan dikolam yang sedang berupaya mengambil umpan. Jika ingin mengangkat ikan, bisa menghubungi petugas yang siap membantu, bahkan ikan itu siap mencium pipi pengunjung dengan bantuan pawing itu, rasanya geli geli kepenak, kata orang jawa.

Keberadaan kola mini tidak telepas dari legenda yang ada di Jawa Barat. Konon katanya, Prabu Siliwangi berasal dari sini. Percaya boleh, tidakpun boleh. Yang pasti, di bagian sudut area pemandian, terdapat  satu bangunan yang terpisah dan dijaga oleh beberapa orang. Bangunan itu dikenal sebagai petilasan Pabu Siliwangi. Dalam bangunan itu, memang terdapat hamparan batu –yang sekarang ditutupi kain putih, diyakini sebagai petilasan Prabu Siliwangi.

[caption caption="Tempat Semedi Prabu Siliwangi, dok pibadi"]

[/caption]

Menurut penuturan salah seorang penjaga sekaligus guide paikelir, Prabu Siliwangi bertapa diatas batu itu. Keberadaan petilasan ini, hingga sekarang nampaknya masih di keramatkan. Masih nampak juga beberapa orang yang sedang berziarah di tuntun oleh seorang kuncen disertai dengan bakaran kemenyan yang baunya menyengat.

Petilasan Prabu Siliwangi ini, ternyata dikelilingi oleh 7 mata air yang dianggap keramat. Oleh masyarakat disebut Keramat Sumur Tujuh. Sebetulnya sumur ini adalah kolam kolam kecil berupa mata air yang menyembur dari bawah.  Sekilas memang tidak kelIhatan kemana larinya sumber mata air tersebut. Ketujuh kolam ini masing masing punya nama yakni Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pangabulan, Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur Kemudkomplekahan, dan Sumur Keselamatan.[caption caption="Pintu masuk komples petilasan atau 7 sumur sAKTI, DOK Pribadi"]

[/caption]

Bagi pengunjung yang ingin memperoleh berkah dari sumur itu, silahkan pilih, sumur mana yang sesuai dengan keinginan, basuhlah mukanya dengan air sumur itu. Percaya boleh, tidakpun  boleh.

[caption caption="Satu diantara 7 sumur keramat, dok Pribadi"]

[/caption]

Setelah puas mandi di kolam – bagi yang mandi tentunya --  atau melihat lihat petilasan Prabu Siliwangi, pengunjung bisa bergeser  menuju salah satu bagian dari komplek Cibulan yakni kolam terapi ikan. Pengunjung  hanya diminta mengeluarkan kocek lima ribu rupiah agar kakinya di terapi oleh ikan ikan kecil yang ada disalah satu kolam. Jika kaki pengunjung di celupkan di kolam, maka serta merta akan digigit oleh ikan-ikan kecil  --- dikampung saya disebut wader -- , gigitan wader inilah yang dimaksudkan terapi, karena – katanya – gigitan para prajurit wader ini bisa menghilangkan  darah kotor yang mengalir di tubuh.

Cibulan, bagi masyarakat sekitar bukan hanya sebagai tempat pemandian, tapi sudah menjadi berkah. Air melimpah tak ada habisnya karena Cibulan adalah mata air. Beratus ratus penduduk bisa terangkat ekonominya dengan menjadi pedagang makanan, minuman maupun oleh oleh has Kuningan termasuk buah buahan seperti pete, alpukat dan lainnya.

Hanya saja, kedepan nampaknya perlu pengelolaan dan pemeliharaan yang lebih baik. Andai saja penataan pedagang yang ada didalam komplek pemandian ditata rapih, kesannya tidak kumuh seperti yang nampak sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun