Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dicium Dewa Cibulan, Rasanya Geli

19 Januari 2016   00:06 Diperbarui: 19 Januari 2016   14:32 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki pintu masuk area pemandian yang dijaga beberapa petugas, terhampar dua kolam pemandian, airnya jernih bukan main. Kolam pertama luasnya sekitar 35x15 meter persegi, disekat menjadi dua bagian, bagian pertama kedalamannya hanya sekitar 60 cm, bagian kedua kedalamannya sekitar 120 cm. Dikolam ini pengujung bisa berenang bersama dengan ikan yang berkeliaran kesana kemari, bergerombol saat ada yang memberikan makanan.

Adapun kolan kedua ukurannya lebih panjang yakni 45 x 15 meter persegi, kedalamannya sekitar 120 cm, Di kolam ini juga banyak ikan ikan berkeliaran, pengunjung juga bisa memegang ikan ikan yang ada ditepi kolam, apalagi jika pengunjung memberikan umpan berupa ikan kecil yang ditali, umpan ini bisa dibeli dari penjaja dengan harga Rp.5000 per tiga umpan, dijamin pengunjung bisa mengelus elus ikan dikolam yang sedang berupaya mengambil umpan. Jika ingin mengangkat ikan, bisa menghubungi petugas yang siap membantu, bahkan ikan itu siap mencium pipi pengunjung dengan bantuan pawing itu, rasanya geli geli kepenak, kata orang jawa.

Keberadaan kola mini tidak telepas dari legenda yang ada di Jawa Barat. Konon katanya, Prabu Siliwangi berasal dari sini. Percaya boleh, tidakpun boleh. Yang pasti, di bagian sudut area pemandian, terdapat  satu bangunan yang terpisah dan dijaga oleh beberapa orang. Bangunan itu dikenal sebagai petilasan Pabu Siliwangi. Dalam bangunan itu, memang terdapat hamparan batu –yang sekarang ditutupi kain putih, diyakini sebagai petilasan Prabu Siliwangi.

[caption caption="Tempat Semedi Prabu Siliwangi, dok pibadi"]

[/caption]

Menurut penuturan salah seorang penjaga sekaligus guide paikelir, Prabu Siliwangi bertapa diatas batu itu. Keberadaan petilasan ini, hingga sekarang nampaknya masih di keramatkan. Masih nampak juga beberapa orang yang sedang berziarah di tuntun oleh seorang kuncen disertai dengan bakaran kemenyan yang baunya menyengat.

Petilasan Prabu Siliwangi ini, ternyata dikelilingi oleh 7 mata air yang dianggap keramat. Oleh masyarakat disebut Keramat Sumur Tujuh. Sebetulnya sumur ini adalah kolam kolam kecil berupa mata air yang menyembur dari bawah.  Sekilas memang tidak kelIhatan kemana larinya sumber mata air tersebut. Ketujuh kolam ini masing masing punya nama yakni Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pangabulan, Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur Kemudkomplekahan, dan Sumur Keselamatan.[caption caption="Pintu masuk komples petilasan atau 7 sumur sAKTI, DOK Pribadi"]

[/caption]

Bagi pengunjung yang ingin memperoleh berkah dari sumur itu, silahkan pilih, sumur mana yang sesuai dengan keinginan, basuhlah mukanya dengan air sumur itu. Percaya boleh, tidakpun  boleh.

[caption caption="Satu diantara 7 sumur keramat, dok Pribadi"]

[/caption]

Setelah puas mandi di kolam – bagi yang mandi tentunya --  atau melihat lihat petilasan Prabu Siliwangi, pengunjung bisa bergeser  menuju salah satu bagian dari komplek Cibulan yakni kolam terapi ikan. Pengunjung  hanya diminta mengeluarkan kocek lima ribu rupiah agar kakinya di terapi oleh ikan ikan kecil yang ada disalah satu kolam. Jika kaki pengunjung di celupkan di kolam, maka serta merta akan digigit oleh ikan-ikan kecil  --- dikampung saya disebut wader -- , gigitan wader inilah yang dimaksudkan terapi, karena – katanya – gigitan para prajurit wader ini bisa menghilangkan  darah kotor yang mengalir di tubuh.

Cibulan, bagi masyarakat sekitar bukan hanya sebagai tempat pemandian, tapi sudah menjadi berkah. Air melimpah tak ada habisnya karena Cibulan adalah mata air. Beratus ratus penduduk bisa terangkat ekonominya dengan menjadi pedagang makanan, minuman maupun oleh oleh has Kuningan termasuk buah buahan seperti pete, alpukat dan lainnya.

Hanya saja, kedepan nampaknya perlu pengelolaan dan pemeliharaan yang lebih baik. Andai saja penataan pedagang yang ada didalam komplek pemandian ditata rapih, kesannya tidak kumuh seperti yang nampak sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun