KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA PADA ERA PANDEMI
Sila ke lima Pancasila dinilai oleh Gubernur Lemhannas RI merosot di tengah pandemi yang berlanjut hingga sekarang. Buktinya, sepanjang tahun 2019 hingga 2021 sekarang terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin. Apakah itu yang dianamakan keadilan sosial? Ternyata untuk di era sekarang Negara kita tidak menanamkan nilai-nilai pancasila. Masih banyak masyarakat miskin (tidak mampu), masih banyak masyarakat yang masih hutang piutang.
"Ini membuktikan bahwa nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia belum merata," kata Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo saat membuka acara Gebyar Wawasan Kebangsaan secara daring yang disiarkan langsung di Jakarta, Rabu (2/6). Agus Widjojo menyampaikan ini di hadapan 900 pemuda yang mewakili organisasi kemasyarakan seluruh Indonesia.
Lemhannas merujuk data Badan Pusat Statistik, September 2020 yang menyebutkan jumlah penduduk miskin mencapai 27.55 juta jiwa atau 10.19 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini meningkat 0.41 persen dari Maret 2020 yang berjumlah 26.42 juta jiwa.
Selain kemiskinan, terorisme juga menjadi tantangan yang mengancam eksistensi Pancasila. Berdasarkan data Global Terrorism Index tahun 2019, Indonesia berada di urutan ke-35 dari 138 negara yang terdampak terorisme. Belum lagi konflik yang masih sering terjadi di Indonesia semakin menambah tantangan terhadap program sosialisasi dan penanaman nilai-nilai Pancasila. "Kemiskinan juga berpengaruh terhadap meningkatnya konflik horizontal," kata Gubernur.
Indonesia menaruh harapan besar pada generasi milenial agar dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila. "Generasi milenial adalah generasi yang lahir pada era internet dengan pola komunikasinya sangat terbuka dibanding generasi sebelumnya dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi," kata Agus Widjojo. Untuk itulah Lemhannas merasa perlu mengkaderisasi nilai-nilai Pancasila kepada generasi penerus ini.
Lemhannas merasa terpanggil mendekatkan anak milenial dengan Pancasila. Caranya mengajak ngobrol dengan mereka melalui daring dan mempertemukan anak milenial dari seluruh Indonesia. Karena anak milenial umumnya dekat dunia digital maka, pendekatannya pun melalui era digital. Lembaga ini ingin ngobrol langsung dengan anak-anak milenial ini, sebenarnya apa yang ada di benak mereka tentang Pancasila. Samakah dengan generasi lanjut usia? Jika berbeda bagaimana menjembataninya?
Jadi kita sebagai anak milenial, kita sebagai Mahasiswa diharapkan mampu membangkitkan semangat generasi milenial untuk terus berkarya demi masa depan Indonesia. Sehingga generasi milenial mampu memperkokoh NKRI dalam menghadapi segala bentuk tantangan, ancaman, hambatan, gangguan persaingan global untuk ketahanan nasional sehingga Indonesia ini menjadi Negara yang berkeadilan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H