Caranya bisa dengan melihat kembali pengeluaran-pengeluaran kita selama tiga bulan terakhir pada saat kondisi normal. Dari situ, kita bisa mengatur berapa besar pengeluaran yang esensial untuk bertahan hidup, dan berapa alokasi tabungan yang bisa dialokasikan dari berhentinya pengeluaran yang non esensial. Sementara kegiatan untuk pos-pos pengeluaran yang esensial, yang harus dan perlu dalam kondisi keberlangsungan hidup, tetap ada dan terjaga.
Mengalihkan Pos Pengeluaran Kebutuhan Non Esensial kepada Pos Tabungan
Saat kondisi tidak normal seperti sekarang ini, pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya bukan kebutuhan hidup utama, harus kita setop dulu. Kita alihkan kategori pos pengeluaran seperti ini untuk dapat menjadi potensi pos tabungan kita. Kita bisa mulai menyisilhkan alokasi anggaran pos-pos ini ke dalam tabungan.
Mengapa hal ini perlu untuk kita lakukan?
Sebab kita tidak tahu sampai kapan masa-masa sulit seperti ini akan berakhir. Tidak tahu kondisi seperti apalagi yang akan muncul setelah ini. Sehingga kita harus bersiap atas kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi sambil berdoa bahwa kondisi ini akan segera berakhir.
Selain itu, dalam masa sulit dan tidak pasti seperti ini, potensi kehilangan pendapatan maupun penghasilan juga sangat besar sekali. Untuk pos pengeluaran yang sifatnya utang, bicarakan dengan kreditur kita, bahwa kondisi seperti ini menimbulkan ketidakpastian atas keberlangsungan kegiatan ekonomi dari usaha kita. Komunikasikan dengan baik bagaimana kondisi kita dan solusi apa yang dapat dicapai.
Contohnya kredit terkait UMKM, seperti yang telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2020 untuk memberikan kelonggaran berupa relaksasi kredit. Mudah-mudahan dengan becomunikasi kepada kreditur, alkan memberikan kepercayaan bahwa kita akan tetap bertanggung jawab menyelesailkan kewajiban kita. Dan sebaliknya, jika kita menghindar dari kreditur, asalkan memberikan catatan kurang baik terhadap kredibilitas kita sendiri.
Tetap Waspada dan Hati-Hati Ketika Kondisi Mulai Membaik
Ketiga, ketika kondisi sudah kembali normal, di saat ekonomi sudah berjalan seperti semula lagi, mungkin sebagian dari kita akan berpikiran untuk kembali menggunakan pos-pos anggaran yang berkategori non esensial seperti makan di luar dan lainnya untuk dialokasikan kembali dan berjalan normal seperti masa sebelum virus melanda kita.
Untuk itu alangkah bijaknya, jika kita juga melihat kembali anggaran dan mengatur kembali pos-pos keuangan kita dengan mempersiapkan dana darurat untulk masa 3-6 bulan. Dengan demikian setidaknya kita memiliki kesiapan untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan ketidakpastian terjadi lagi.
Sehingga pada akhirnya ada hikmah baik yang kita dapati dari ketidakpastian ini. Dari kondisi tidak normal seperti saat ini, kita belajar untuk lebih mempersipkan diri dalam bertahan hidup dan bersiap jika ada kondisi anomali lain yang mungkin muncul di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H