Saat indahnya cahaya rembulan , dan bintang bersinar di gelapnya malam, Kulihat impian bersamamu. Ketika sunyinya malam disambut indahnya senang di pagi ini, Kurasakan indahnya pesonamu.
Tapi aku takut, semua harapan, dan  impian bersamamu, hanyalah sebatas mimpi, dan harapanku tiada tercapai. Andai semua itu nyata, kurasakan betapa sempurnanya hidup ini jika kau ada di sisiku.
      Terlihat bayang-bayang atap rumah di dalam mata anak remaja itu, terbangun, tersadarkan, diatas sandaran empuk di ruangan itu. Tampak kebingungan, dan keheranan dalam wajahnya.
      "Alhamdulillah, rupanya kamu telah siuman"
      "Anda siapa? saya dimana? kenapa saya ada disini?"
      "Saya pak Ahmad, kamu sudah 4 hari tidak sadarkan diri, nama kamu siapa nak?"
      "Nama? nama saya?"
      Pesisir paling selatan pulau Kalimantan, menjadi saksi kecelakaan besar, meledak dan tenggelamnya sebuah kapal. Tiada seorangpun yang selamat selain remaja ini, kedua orangtuanya juga tidak selamat dalam kecelakaan itu. Perjodohan keluarga yang mengantarkannya ke Kalimantan, namun, amnesia menimpanya, hilang seluruh ingatannya, termasuk amanat dari orang tuanya, amanat berupa restu dari seorang kiai di Banyuwangi, untuk menikahi Neng Nadhil putri dari kiai Yusuf, seorang pemuka agama di Kalimantan.
      "Iya, nama, kamu tidak tahu siapa namamu?