Masih tak sedikit orang di Indonesia menganggap bahwa budaya di luar negeri khususnya di Eropa selalu mengarah kepada hal yang negatif, terlebih Britain.
Mengapa Britain? Karena Britain merupakan sebuah negara yang pertama kali akan terlintas di kebanyakan bayangan orang Indonesia saat ditanya siapa itu Eropa. Sayangnya, seringkali yang timbul adalah persepsi aneh yang membuat masyarakat alergi dengan seluruh kebudayaan Britain, sekalipun itu yang baik, padahal tak semua seburuk yang mereka bayangkan.
Bahkan, alergi tersebut tak jarang membuat masyarakat ragu untuk berkunjung ke Britain, dengan alasan takut ketularan budaya negatif yang mereka sangka. Dan yang lebih keren lagi, mereka takut berkunjung Britain karena takut salah bertindak ketika berkunjung kesana.
Tidak seperti yang mereka bayangkan, dan tak seburuk yang mereka pikirkan. Ternyata ada banyak hal-hal yang membuat kalian terkejut yang bersifat kontadiksi dengan anggapan kebanyakan orang.
Yang lebih membuat terkejut lagi, percaya atau tidak percaya, terdapat kebudayaan khas Nusantara yang tertanam di Britain yang akan mengaburkan bayangan buruk tentang budaya Britain. Masih tidak percaya? Mari kita simak fakta-fakta di bawah ini, bahwa ada Nusantara di Britain.
Budaya tertib khas Nusantara zaman dul
Budaya luhur yang diwariskan oleh nenek moyang kita adalah budaya tertib, hanya saja sekarang banyak oknum masyarakat yang tak mengindahkan budaya tersebut. Sama seperti di Britain, orang-orang disana memiliki kebiasaan tertib disaat mengantre. Sepanjang apapun antrean mereka tetap sabar menunggu.
Orang-orang di Britain juga tertib aturan. Jika dilarang mereka menaatinya, jika tertulis dilarang menyentuh, mereka tak akan menyentuh. Jika tertulis jangan menggunakan kamera, mereka juga tak akan menggunakannya.
Kata "Maaf", "Permisi", "Tolong" dan "Terimakasih"
Ini yang paling unik. Seperti yang saya katakan diatas, bayangan masyarakat kita tentang Eropa selalu mengarah kepada hal yang negatif, seperti sikap individualis yang sangat kentara.
Tidak seperti yang dibayangkan, ternyata hal tersebut tak berlaku di Britain. Masyarakat Britain terbiasa mengatakan "Maaf", "Permisi" kalau di Jawa "Nyuwun Sewu..", "Tolong", dan "Terimakasih" sekalipun kepada orang yang tak dikenal, itu semua membudaya disana, hebat bukan?
"Piye Kabare?" bukanlah hal yang tabu di Britain
Sama seperti Indonesia, masyarakat Britain saat berjumpa dengan kawannya selalu menyapa dengan "How are you?", ataupun "How do you do", kalau di Indonesia khususnya di Jawa "Piye Kabare". Orang Britain juga ramah bukan?
Berjabat tangan setiap kali bertemu
Di Indonesia berjabat tangan di saat bertemu adalah hal yang wajib dilakukan, di saat nongkorng pun, sebanyak apapun 'peserta' nongkrong mereka akan salami satu persatu. Begitu pula masyarakat di Britain, di saat bertemu temannya mereka selalu berjabat tangan satu sama lain, walau terkadang dengan style jabat tangan yang sedikit dibuat keren. Bahkan tak jarang mereka salaing memeluk ketika bertemu dan berpisah. Dengan style jabat tangan yang sedikit dibuat keren. Bahkan tak jarang mereka salaing memeluk ketika bertemu dan berpisah.
Gemar membawa oleh-oleh
Kalau di Indonesia jika ada teman atau saudara keluar kota, kalimat yang diberikan ketika berangkat adalah "ojo lali oleh-oleh" (Jangan lupa oleh-oleh). Sama seperti di Britain, mereka juga memiliki tradisi membawa oleh-oleh ketika pulang berwisata, ataupun ketika mendapat undangan ke rumah temannya.
Percaya hal-hal mistis
Nah, ini yang paling kentara di Nusantara. Masyarakat kita begitu percaya dengan hal mistis, legenda-legenda tentang terbentuknya sebuah gunung, danau, ataupun tempat lainnya, merupakan cerita yang wajib ada di setiap tempat.
Jangan kaget jika kalian juga menemukan hal itu di Britan. Ternyata di Britain juga berlaku hal-hal tersebut. Sebut saja legenda King Arthur yang kehebatannya selalu dikaitkan dengan setiap tempat di Britain. Kemudian ada cerita makhluk raksasa seperti dinosaurus di Loch Ness, atau legenda batu tumit di situs Stonehenge yang katanya timbul akibat pertengkaran antara Iblis dan pendeta.
Bagaimana?
Masih ragu untuk berkunjung ke Britain karena takut bertindak ataupun ketularan hal negatif?
Memang selalu ada hal-hal negatif dan positif di setiap tempat, namun yang terpenting adalah kita harus bijak dalam menanggapi dan menyeleksi setiap yang kita dapatkan.
Di setiap perjalanan, akan selalu ada pelajaran-pelajaran yang akan kita dapatkan, apalagi di saat berkunjung ke luar negeri, yang kebudayaan dan kebiasaannya seringkali berbeda dengan kebudayaan dan kebiasaan yang sering kita lihat, kita rasakan, dan kita lakukan sekitar kita. Dan itulah manfaat terpenting yang akan kita dapat di saat melakukan perjalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H