Mohon tunggu...
Moch ZakariaLutfi
Moch ZakariaLutfi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar

FIP UNESA Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ulek-Ulek Kayu Desa Betet, Kearifan Lokal yang Tetap Hidup

15 Januari 2025   08:29 Diperbarui: 15 Januari 2025   08:31 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengerajin Ulek-Ulek Desa Betet-Nganjuk

Di tengah arus modernisasi yang semakin deras, tradisi dan kerajinan lokal sering kali tersisih. Namun, Desa Betet, sebuah desa kecil di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, tetap kokoh mempertahankan warisan tradisinya: kerajinan ulek-ulek kayu. Salah satu produk ikonik yang masih dibuat secara tradisional di desa ini adalah ulek-ulek dari kayu kelapa, sebuah alat sederhana yang menyimpan filosofi kehidupan dan kearifan lokal.  

Warisan Tradisi yang Mendalam

Ulek-ulek kayu dari Desa Betet bukan sekadar alat dapur untuk menghaluskan bumbu. Ia adalah simbol dari kerja keras, kreativitas, dan kearifan masyarakat setempat. Bahan utamanya adalah kayu kelapa yang dikenal kokoh, awet, dan ramah lingkungan. Kayu ini dipilih karena teksturnya yang padat sehingga mampu bertahan lama meskipun digunakan setiap hari.  

Di Desa Betet, proses pembuatan ulek-ulek kayu dilakukan dengan penuh ketelitian. Dimulai dari pemilihan batang kayu kelapa berkualitas, yang biasanya berasal dari pohon tua. Kayu ini kemudian dipotong, dikeringkan, dan dibentuk menjadi ulek-ulek dengan alat tradisional seperti gergaji dan pahat. Sentuhan akhir dilakukan dengan penghalusan manual menggunakan amplas, menghasilkan permukaan halus yang nyaman di tangan.  

Sebuah Seni yang Tetap Bertahan

Meskipun teknologi modern telah menawarkan berbagai alat pengganti seperti blender, ulek-ulek kayu tetap memiliki tempat khusus di hati masyarakat, terutama di kalangan pecinta kuliner tradisional. Sensasi mengulek bumbu dengan tangan memberikan rasa autentik yang sulit ditiru oleh alat modern. Bau harum bumbu yang bercampur dengan serat kayu kelapa menambah dimensi unik pada masakan.  

Masyarakat Desa Betet tidak hanya membuat ulek-ulek untuk kebutuhan lokal, tetapi juga menjadikannya sebagai produk unggulan yang dipasarkan ke berbagai daerah. Pasar-pasar tradisional di sekitar Nganjuk dan pameran kerajinan sering kali memamerkan ulek-ulek kayu dari Desa Betet, menjadi bukti bahwa kerajinan ini tetap diminati hingga kini.  

Membangun Desa Lewat Kerajinan Lokal

Kerajinan ulek-ulek kayu telah menjadi salah satu mata pencaharian utama masyarakat Desa Betet. Banyak keluarga yang menggantungkan hidupnya pada keahlian turun-temurun ini. Selain memberikan penghasilan, tradisi ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya lokal ke generasi muda.  

Pemerintah setempat juga turut mendukung dengan memberikan pelatihan pengembangan produk dan akses pasar yang lebih luas. Melalui inisiatif ini, Desa Betet tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga bertransformasi menjadi pusat kerajinan kayu yang menjanjikan.  

Lebih dari Sekadar Alat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun