Mohon tunggu...
Moch Hafidz Alfikri
Moch Hafidz Alfikri Mohon Tunggu... Aktris - Mahasiswa S1 Pendidiakan Ips UIN Malang

Tertarik pada materi sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengintregasian Proses Kognitif dan Sosiomotorik pada Masa Remaja

7 Desember 2023   16:53 Diperbarui: 7 Desember 2023   16:56 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa yang penuh wana dan juga disertai dengan banyak kontradiksi dan konflik, ya itu mungkin  masa masa yang bisa mengambarkan mengenai masa remaja.  Remaja kerap berkeinginan untuk menjadi yang berbeda dan unik baik itu dalam hal perilaku, penampilan dan cara mereka dipandang baik oleh teman sebaya maupun orang dewasa. Namun dalam kenyataanya, remaja pada umumnya dipandang sebagai individu yang homogen, yang memiliki karakteristik yang serupa, misalnya saat mereka menggunakan idiomnya sendiri, mengikuti aturan mode yang sama maupun beraktivitas yang serupa dengan teman sebayanya.

Masa remaja adalah awal transisi dari masa kanak -- kanak menuju masa dewasa, dalam perkembangan masa remaja hal hal yang berhubungan dengan fisik, neurobiologis sosial dan juga psikologis menjadi hal yang penting dalam perkembanganya menuju fase dewasa. Lalu apa dampak yang ditimbulkan ketika perubahan perubahan tersebut terjadi pada masa remaja? Perubahan perubahan tersebut akan memengaruhi cara mereka dalam memandang diri sendiri dan orang lain, memengaruhi dlam hal cara mereka merasa, beperilaku dan berfikir. Maka dari itu masa remaja merupakan masa yang dinamis dan pada proses remaja ini mereka memiliki potensi besae untuk tumnbuh dan berkembang dalam aspek -- aspek kehidupan. Jika kita bandingkan dengan masa kanak -- kanak maupun masa dewasa,  remaja malah cenderung bisa mengenali informasi emosional dan sosial, bertemu orang baru dan jga menecari pengalaman baru.

Ada hal menarik yang terjadi pada masa -- masa remaja ini yang dimana dalam perkembangan normative, remaja dicirikan oleh kehausan terhadap penghargaan, pengambilan resiko, emosianalitas dan implusif. Remaja memiliki kecenderungan untuk bertindak secara mendadak dan terburu -- buru tanpa memperdulikan konsekuensi yang diterima setelah membuat keputusan.

Dalam pemilihan rasional dan perilaku yang diarahkan perlu adanya kendali impuls dan emosi selain itu fungsi eksekutif liainya seerti memulai dan melaksanakan serangkaian pilihan dan Langkah tertentu untuk mencapai tujuan Panjang. Walaupun dalam perkembanganya remaja sudah mengalamai perkembanagan normatif, dalam kehidupanya remaja umumnya masih kurang mampu mengatur dan mengendalikan perilakunya, khususnya dalam hal emosional dan sosial. Dalam kehidupanya remaja lebih responsive dan lebih mudah dipengaruhi oleh  teman -- teman sebayanya sehingga dalam pemilihan keputusan dan juga mengubah perilaku sebagai respom terhadap tekanan sosial.

Dalam beberapa penelitian menunjukkan  bahwa kecenderungan perilaku implusif dan kontrol kognitif yang buruk akan memengaruhi kemampuan dalam  membuat pilihan yang masuk akal dalam situasi kehidupan sehari -- hari saat masa remaja. Masa remaja merupakan masa dimana sesorang memiliki kesempatan untuk  melatih pikiran dengan terus belajar, berpikir kreatif, menghasilkan ide- ide baruserta mengembangkan gagasan tentang diri.

Ilmuan -- Ilmuan Psikologi dari berebagai negara mengembangakan proses kognitif, sosioemosional dan perilaku pada saaat masa remaja. Hal yang mendasari diadakan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan mengappa remaja terlibat dalam perilaku implusif dan beresiko. Dalam tulisanya para ilmuwan memiiliki proses dan metode yang berbeda untuk meneliti akan hal ini. 3 kategori utama dalam hal ini adalah studi pencitraan, studi perilaku dan diskusi teoritis.

Studi Pencitraan

Jollans dan temanya meneliti mengenai konektivitas fungsional yang terjadia pada oermrosesan hadiah pada masa remaja menggunakan metode

Penelitian ini menunjukan hasil bahswa  kelainan perkembangan yang terjadi pasa saraf frontal yang berkolerasi dengan penghambatan respon akan meningkatkan resiko merokok di kemudian hari. Tiga domain resiko yang didaga meliputi implusif =, kecemasan dan pengambilan resiko yang erat kaitanya dengan aspek spesifik dari proses atensi dan korelasi saraf yang mendasarinya. Penelitian yang mereka gunakan yakni melalui kuesioner laporan dirri untuk mencari data mengenai implusif dan kecemasan sedangkan dalam pengambilan resikko menggunakan metode Ballon Anologue Risk Task.

Dari hasrisikiil ini ditemukan bahwa pada remaja yang sehat resiko yang berkaitan dengan aktivasi diferensial wilayah otaak selama tugas perhatian dalam kondisi perhatian yang sederhana, selektif dan terbagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun