Mohon tunggu...
Moch Hafidz Alfikri
Moch Hafidz Alfikri Mohon Tunggu... Aktris - Mahasiswa S1 Pendidiakan Ips UIN Malang

Tertarik pada materi sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mekanisme Belajar pada Anak Usia Dini (Golden Age)

21 November 2023   16:24 Diperbarui: 21 November 2023   16:25 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa masa usia dini atau sering juga orang menyebut golden age adalah periode awal manusia dalam belajar. Masa - masa ini terjadi saat anak muali lahir sampai dengan anak usia 6 tahun, pada masa ini juga anak sudah mulai mengalami perkembangan kecerdasan. 

Berdasarkan riset yang dilakukan terlebih dahulu sebelum anak berusia 4 tahun ukuran dari kecerdasan anak sendiri sudah mencapai 50 persen atau setengah dari kapasitas maksimal kecerdasan anak. Dan mulai berkembang menjadi 80 persen saat anak menginjak usia 80 persen. Dari hasil riset ini membuktikan bahwa pemberian rangsangan terhadap anak pada masa masa golden age ini, pemberian rangsangan ini juga penting sebelum si anak memasuki masa masa masuk sekolah. Selain itu hal yang perlu diketahui bahwa dalam masa masa golden age ini juga akan menentukan pembentukan karakter maupun kepribadian seorang anak . Usia golden age ini juga penting pasalnya  dalam usia ini mempengaruhi pengembangan inteligensi permanen dirinya, dalam usia ini juga mereka juga mampu meyerap informasi yang sangat tinggi. 

 

Bagaimana anak dapat belajar pada Usia ini?

Salah satu pertanyaan yang penting untuk dibahas dalam artikel penulis kali ini adalah bagaimana anak anak pada masa usia golden age ini dapat belajar? ya mereka mengalami pembelajaran secara tidak langsung melalui permainan atau hal hal apa yang dapat mereka mainkan. Hal ini bisa kita contphkan saaat anak mulai menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, atau bisa juga menemukan seperti apa diri mereka sendiri.  Lalu mengapa proses bermain bisa dikatakan proses belajar bagi perkembangan anak? hal ini dikarenakan pada saat bermain anak anak pada masa usia golden age dapat menemukan serta mempelajari akan hal - hal baru yang sebelumnya belum mereka ketahui dengan begitu  anak pada masa usi ini tahu kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya. 

Pada periode anak pada masa usia golden age, anak akan  mulai terbiasa melakukan proses belajar dan mempelajari berbagai aspek - aspek seperti : pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan melalui berbagai aktivitas. aktivitas yang dimaksud disini seperti: mengamati, mencari, menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan, maupun mengemukakan sendiri berbagai hal yang ditemukan pada lingkungan yang ada di sekitar. 

Selain itu ada hal menarik yang perlu dibahas dalam hal ini, yakni pada masa - masa usia ini anak akan mulai belajar melalui sensor motorik dan juga melalui panca indera. Perlu diketahui bahwa panca indera merupakan salah satu sarana pintu masuknya berbagai ilmu pengetahuan yang nantinya akan ditransfer ke dalam otak. Dalam proses ini anak pada masa golden age sudah mampu mengekpoitasi semua indera yang dimilikinya, baik itu indra penciuman, peraba, penglihatan maupun indera pendengaran. 

Perlu diketahui juga pada masa golden age anak sudah mampu membangun pengetahuanya sendiri. Hal ini bisa dilakukan oleh anak karena pada usia ini anak dibiarkan belajar dengan sendirinya melaui 2 cara yakni cara pertama melalui pengalaman pengalaman yang telah dilaluinya, cara kedua yakni melalui pengetahuan yang telah didapat selama dia hidup. 

Dan terakhir yang perlu diketahui bahwa pada masa ini anak sudah bisa berpikir melalui benda konkret. Namun hal yang harus digarisbawahi bahwa kesuksesan anak dapat belajar melalui benda konkret jika dibarengi dengan pembelajaran  yang distimulasikan dengan benda benda yang bersifat nyata, hal ini dilakukan agar anak tidak kebingungan saat proses pembelajaran. Denan hal ini anak dirangsang untuk berpikir dengan metode pembelajaran yang menggunakan benda nyata. efek positif dari pembelajaran ini dapat dirasakan dengan  mudahnya anak  mengingat suatu benda-benda yang dapat dilihat, dipegang maupun diraba akan lebih membekas dan dapat diterima oleh otak dalam sensasi dan memori. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun