Penerapan Pembelajaran Islam Menggunakan Teori Kognitif Sosial Bandura

Manusia sendiri cukup fleksibel dan juga sanggup mempelajari bagaimana kecakapan bersikap maupun berperilaku, hal inilah yang mendasari Albert bandura dalam menciptakan teorinya yakni mengenai teori kognisi sosial. Walaupun manusia  sudah banyak belajar dari pengalaman langsung, namun lebih sebenarnya manusia sendiri leih banyak belajar dari aktivitas mengamati perilaku orang lain dalam aktifitas sehari - hari. 

Dalam ilmu psikologi sendiri terdapat banyak teori belajar, mulai dari teori belajar kognitif, teori belajar behavioral, teori belajar humanistik, dan juga ada teori belajar konstruktif. Namun sebelum masuk ke pembahasan apakah pembaca tau arti dari teori belajar? sosial?, nah jadi de teori belajar sosial adalah teori yang menjelaskan bahwa belajar di dalam situasi sosial atau kehidupan sehari - hari akan menjadi penguatan (reinforcement) yang baik . Model - model penguatan ini bisa dicontohkan seperti model dalam keluarga sendiri, selebriti, atau yang lainya yang berpengaruh penting terhadap belajar. Nantinya teori pembelajaran sosial inilah yang bisa juga diterapkan di dalam penerapan pembelajaran Agama Islam.  

Dengan semakin canggihnya era  ini,  tentunya semakin banyak  variasi dan cara dalam pembelajaran Agama Islam yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik, namun hal yang harus digarisbawahi bahwa setiap pendididik harus menyesuaiakan metode dan cara mereka dalam mendidik, dikarenakan setiap peserta didik memilki karakteristik dan juga sifat yang berbeda - beda, lalu bagaimana cara seorang pendidik mampu mencerdaskan  anak didiknya dengan baik? Teori Kognisi Sosial oleh Albert Bandura inilah menjadi salah satu alternatif di dalam  penerapan serta pengaplikasian pendidikan dan pembelajaran Islam, lalu alasan apa yang menjadikan penulis menyarakan teori Albert Bandura ini digunakan dalam pembelajaran Islam ? mari simak baik- baik di artikel ini:

Alasan pertama dikarenakan dalam teori ini perilaku direfleksikan sebagai Akumulasi Pengalaman.

 Pendekatan kognitif-sosial Albert Bandura menunjukkan bahwa perilaku adalah akumulasi dari pengalaman masa lalu baik itu dalam keberhasilan maupun kegagalan, persuasi sosial dari lingkungan sosial, keadaan emosional, dan pengalaman melihat model. Proses ini juga dapat dilakukan dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam karena masih relevan dengan apa yang terjadi di era ini.  

Alasan kedua yang menjadikan teori ini relevan dengan pembelajaran Agama Islam dikarenakan adanya peran Mode. 

Dalam modeling akan terjadi sebuah penguatan secara tidak langsung pada perilaku tertentu yang sama efektifnya dengan penguatan secara langsung guna mengakomodasi dan menghasilkan peniruan.  Selain itu sisi positif dari penerapan role mode adalah individu (dalam hal ini peserta didik) tidak  perlu menyumbangkan komponen kognitif tertentu seperti mengingat ataupun mengulang pada pelaksanaan proses peniruan.   Contoh penerapan peran model ini bisa dilakukan dengan bagaimana guru menerapkan pembelajaran pendidikan agama membutuhkan peran model atau contoh di lingkungan untuk merangsang siswa dalam Agama Islam, contoh tertinggi adalah Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan  yang menjadi model dan contoh bagi umat Islam dalam beribadah maupun aspek aspek yang lain yang mendukung penerapan peran model ini.  

Alasan ketiga mengapa teori Albert Bandura ini dipakai karena adanya pembelajaran observasional dan modeling. 

Dengan  belajar mengamati yang untuk selanjutnya disebut imitasi atau modeling, individu (peserta didik) secara kognitif menampilkan tingkah laku orang yang diamati dan mengadopsi tingkah laku tersebut untuk diterapkan dalam dirinya sendiri.

Imaitation atau modeling merupakan jenis pembelajaran perilaku tertentu yang dilakukan dan tidak harus melalui pengalaman langsung. Teori ini mencakup konsep pembelajaran observasional dan modeling, yang membutuhkan pengulangan dalam penerapannya. Hal inilah  sejalan dengan metode keteladanan dan pembiasaan yang diajarkan di Agamadalam aIslam2.

Alasan terakhir mengapa teori Albert Bandura ini digunakan karena adanya interaksi antara Perilaku, Orang, dan Lingkungan.