Banyak sekali pertanyaan yang mempertanyakan mengenai kebenaran Al Qur’an tentang keturunan manusia yang diciptakan Allah melalui Adam dan Hawa. Tak sedikit ilmuwan yang mencoba untuk menyanggahnya. Logikanya jika seorang bapak dan Ibu dari ratusan juta orang didunia ini adalah Adam dan Hawa, bagaimana bisa mereka menduduki benua Eropa, Amerika, Asia dan lain-lain. Mereka akan berfikir, tidaklah mungkin bahwa manusia itu dapat berpindah dari satu benua ke benua yang lainnya, ini menandakan adanya proses evolusi pada tiap daerah.
Masihkah ingat kita dengan Teori Darwin, bahwa manusia merupakan evolusi dari seekor kera, lambat laun teori mendapat tentangan bahkan menanyakan kebenaran dari teori ini.
Tanpa disadari dunia kita telah berkali-kali mengalami perubahan besar, Menurut para ahli geologi bahwa Laut Tengah pada sepuluh ribu tahun yang lalu adalah daratan, serta banyak bagian dari daratan saat ini sebelumnya merupakan lautan. Hal ini menandakan bahwa kondisi benua-benua saat itu merupakan daratan, namun seiring perkembangan waktu, terjadi bencana-bencana alam dahsyat yang menjadikan daratan-daratan ini menjadi lautan.Dari sisi ini kita dapat mengetahui bahwa perpindahan manusia ke benua amerika dan benua lainnya sangat mungkin dilakukan.
Beberapa waktu yang lalu terdapat tulisan-tulisan yang mencoba menyangkal. Telah ditemukan kerangka besar manusia 270 juta tahun yang lalu, sementara sampai saat ini usia tertua dari seekor kera adalah 120 juta tahun. Artinya terdapat perbedaan yang cukup jauh. Jika para ilmuwan-ilmuwan yang masih menganggap manusia berevolusi pada setiap wilayah, bukan dari keturunan Adam dan Hawa justu bertentangan dengan teori Darwin mengenai manusia berevolusi dari kera, jika kita lihat pada tulisan tersebut, kerangka tertua manusia lebih muncul dulu dari kerangka tertua kera.
Dalam sejarah kuno ketika bangsa Maya bertemu dengan prang perancis, menyatakan bahwa tanah air mereka dulunya menyatu dengan daratan negeri lain, namun bencana alam lah yang menenggelamkan negeri itu.
Dapat kita simpulkan seandainya bumi yang kita injak saat ini merupakan sebuah daratan, pastinya kita atau dengan kata lain antar benua ini masih menyatu menjadi daratan, bukanlah hal yang sulit untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Wallahua’lam bisshowab
Tulisan ini terinspirasi dari karya M.F. Gulen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H