Mohon tunggu...
Mochammad Ronaldy Aji Saputra
Mochammad Ronaldy Aji Saputra Mohon Tunggu... Guru - Pelajar Sepanjang Hayat

Guru Sejarah MAN 2 Kota Malang Anggota Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama) Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneladani Cara Nabi Muhammad SAW dalam Membuka Potensi Para Sahabat

14 September 2024   22:36 Diperbarui: 14 September 2024   22:42 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sahabat Rasulullah

Nabi Muhammad SAW tidak hanya sebatas menyampaikan risalah Islam, tetapi juga pada bagaimana beliau mampu menggali dan mengembangkan potensi para sahabatnya untuk mewariskan ilmunya. Salah satu kunci keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam membina para sahabat adalah kemampuan beliau dalam mengenali potensi individu. Hal ini dapat kita ketahui bagaimana Nabi Muhammad mengkader tokoh-tokoh sahabat seperti Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, Muadz bin Jabal, dan Abdullah bin Abbas.

Zaid bin Tsabit merupakan salah satu sahabat yang dipercaya oleh Nabi Muhammad SAW untuk menjadi penulis wahyu Al Quran. Nabi Muhammad melihat bakat Zaid bin Tsabit yang cepat dalam memahami sesuatu, hafalan yang kuat, dan ingatan yang tajam. Suatu ketika terdapat dialog yang menarik antara Nabi Muhammad SAW dengan Zaid bin Tsabit.

Nabi Muhammad berkata “Pelajarilah untukku tulisan kaum Yahudi (bahasa Ibrani). Sesungguhnya aku, demi Allah, tidak memercayai kaum Yahudi dalam tulisan mereka". Lalu Zaid bin Tsabit berkata “Aku pun mempelajari tulisan mereka dan aku telah menguasainya dalam waktu lima belas hari”. Nabi Muhammad bertanya kepadanya, “Engkau mahir tulisan kaum rahib (Nasrani dengan bahasa Suryani)?" Lalu Zaid bin Tsabit menjawab, “Tidak”. Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan untuk mempelajarinya, dan berhasil dikuasainya dalam waktu tujuh belas hari. Di sinilah Nabi Muhammad mampu mengasah potensi yang dimiliki oleh Zaid bin Tsabit dengan memotivasinya.

Selanjutnya adalah Abdullah bin Mas’ud, yang merupakan salah satu sahabat yang dikenal akan keluasan ilmunya. Bahkan ketika beliau wafat, Sayyidina Ali bin Abi Thalib mengatakan "Semoga Allah merahmati Ibnu Mas'ud. Sungguh Kufah telah Ia penuhi dengan taman ilmu". Imam al-Kautsari mencatat Sayyidina Abdullah bin Mas'ud mampu mengader lebih dari 4 ribu murid.

Nabi Muhammad mengetahui bakat Abdullah bin Mas’ud ketika beliau bersabda kepadanya “sesungguhnya kamu anak yang pintar mengajar” . Nabi Muhammad kemudian memotivasi Ibnu Mas’ud agar meluangkan diri untuk ilmu dan selalu menempatkannya di dekat beliau, mulai dari membangunkan dan membawakan sandal Baginda Nabi Muhammad SAW. Bahkan Abdullah bin Mas’ud dikenal dengan pemegang rahasia nabi. Dari sinilah dapat kita ketahui bahwa Nabi Muhammad memotivasi dan mengarahkan yang terbaik bagi sahabatnya.

Kemudian tokoh dari kalangan Anshar, yaitu Mu'adz bin Jabal. Beliau dikenal dengan keahliannya dalam bidang ilmu fikih. Bahkan Nabi Muhammad SAW memuji Muadz dengan sabdanya "Umatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah Mu'adz bin Jabal".

Ada suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari Mu’adz bin Jabal, "sesungguhnya Rasulullah pernah menggandeng tangan sahabat Mu’adz seraya berkata: “Wahai Mu’adz, betapa aku mencintaimu”. Lalu Nabi menyatakan: “Wahai Mu’adz, sungguh jangan kau tinggalkan tiap usai shalat, untuk membaca doa allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik".

Kemudian salah satu sepupu Nabi, yaitu Abdullah bin Abbas. Pada masa kecilnya Ibnu Abbas memiliki kepekaan. Suatu ketika Ibnu Abbas kecil menyediakan air kepada siapapun yang memasuki kamar mandi. Di sinilah dapat kita ketahui bahwa semua orang pasti membutuhkan air, apalagi pada zaman tersebut yang mana pengairan masih dilakukan secara manual dan tradisional. Dari sinilah Nabi Muhammad telah menyingkap bakat Abdullah bin Abbas, sehingga beliau berdoa “Ya Allah, pahamkanlah Ia dalam agama, jadikanlah Ia seorang fakih dan ulama umat”.

Dari keempat tokoh sahabat inilah dapat kita simpulkan bahwa Nabi Muhammad membuka potensi para sahabat dengan motivasi, mengarahkan potensi yang terbaik, memanusiakan manusia, dan mendoakan yang terbaik. Cara Nabi Muhammad SAW dalam menggali potensi para sahabatnya merupakan teladan yang sangat baik bagi kita semua. Kemampuan untuk mengenali potensi individu, memberikan motivasi, dan mendorong pengembangan diri merupakan kunci keberhasilan dalam membina generasi penerus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun