Mohon tunggu...
Mochammad Rizal Adje Cahyono
Mochammad Rizal Adje Cahyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Saya suka dengan seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gemerlap Sang Bumi Wali

14 September 2022   20:19 Diperbarui: 14 September 2022   21:18 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia negara maritim itulah sebutannya. Bahkan, Indonesia sendiri adalah negara dengan garis pantai terpanjang ke-dua di dunia. Dengan kondisi geografis yang demikian Indonesia tentunya memiliki jutaan kekayaan alam maritim. Jutaan kekayaan alam itulah yang membuat Indonesia menjadi beragam dan berwarna.

Letak kota-kota di Indonesia pun kebanyakan berada didekat pantai, dan menjadikan bahan pesisir sebagai komoditas utama Indonesia. Tidak lain dengan kabupaten Tuban. Kabupaten yang terletak di pesisir Pantura (Pantai Utara) ini sendiri juga mempunyai kekayaan alam yang melimpah mulai dari sektor pertanian, tambang hingga sektor laut. Dari sektor pertanian sendiri bisa dijumpai pada daerah Tuban sebelah selatan dengan komoditasnya adalah padi, sedangkan daerah Tuban bagian barat memiliki komoditas yaitu kayu jati, selanjutnya Tuban bagian tengah dengan tambang batu kapur, bagian utara dan timur sendiri tidak lain adalah sektor perikanan mulai dari ikan laut lepas, ikan tambak, petani garam hingga terasi. Kabupaten Tuban sendiri mempunyai minuman khas yaitu legen. Minuman yang terbuat dari nira pohon siwalan dan diolah sedemikian hingga mempunyai cita rasa manis dan menyegarkan itu menjadi primadona jika berkunjung di Kabupaten Tuban. Selain itu, kecap Laron adalah kecap kebanggaan warga Tuban karena memiliki cita rasa yang khas dan kental hingga disetiap masakan mulai dari Soto, Rawon hingga Bakso pun menggunakan Kecap Laron ini sebagai pilihannya dan bisa digunakan sebagai cendramata khas Tuban. Kabupaten Tuban pun memiliki klenteng terbesar ke dua di Asia Tenggara yaitu Klenteng Kwan Sing Bio yang mempunyai luas 4 hektare.

Kabupaten dengan sebutan Bumi Wali ini sendiri mempunyai letak diantara perbatasan provinisi Jawa Timur dengan Jawa Tengah sehingga Kabupaten Tuban sendiri menjadi daerah distribusi antar provinsi. Kabupaten Tuban kota kelahiran band tahun 70an yaitu Koes Plus mempunyai jutaan daya Tarik salah satunya adalah batik gedog. Disebut gedog karena suara "dagdog" yang amat nyaring saat proses pemintalan kain dan mencap batik. Batik ini menjadi ciri khas batik kabupaten Tuban dikarenakan mempunyai motif yang berbeda dengan batik daerah lain. Dalam batik ini juga mempunyai ciri khas yaitu motif pesisiran dan juga burung hong sebagai burung mitologi etnis tiongkok. Dalam industry 5.0 ini industry batik gedog tetap dilestarikan agar tidak hilang dan digalakan menjadi primadona kabupaten Tuban.

Pada tahun 2021 kemarin bupati Tuban yang kerap disapa Mas Lindra adalah bupati Kabupaten Tuban baru yang sempat viral di dunia sosial media dikareanakan parasnya yang rupawan dan menjabat di usianya yang masih tergolong muda yaitu 29 tahun. Dengan Bupati baru ini kabupaten Tuban sudah melakukan berbagai inovasi kegiatan ditengah masa peralihan pandemi ini. Salah satu inovasinya adalah CFN ( Car Free Night ). CFN sendiri adalah kegiatan yang terinspirasi dari CFD ( Car Free Day ) yang dimana kegiatan CFD ini sudah ada wadahnya yang terletak di GOR Rangga Jaya Anoraga Tuban. CFN sendiri di gelar guna sebagai wadah hiburan yang dulunya ada di aloon-aloon kabupaten Tuban yang hanya sebagai pasar malam pada malam minggu kini dialihkan di Taman Sleko dengan berbagai kegiatan. Kegiatan yang dilakukan pada Sabtu malam ini adalah kegiatan guna mendukung UMKM yang terdampak pandemi. Bukan hanya kegiatan ekonomi semata, CFN ini juga dibersamai dengan adanya pameran produk khas Tuban, Live Music, hingga Fashion Show pun ada.

Sebelum keberadaan CFN ini tentunya Kabupaten Tuban berbenah dengan infrastruktur yang ada. Dulunya Taman Sleko tempat CFN ini berada hanya taman biasa yang hanya digunakan untuk tempat bersantai dan terkesan sepi. Tapi setelahnya Taman Sleko ini disulap dengan berbagai fasilitas pendukung mulai dengan adanya toilet umum, tempat sampah yang memadai, desain taman yang tertata lebih baik lagi serta saat malam hari ditambah hiasan lampu kelap-kelip nan indah. Taman Sleko ini pun saat pagi hingga siang hari masih ramai dikarenakan sebagai wadah ruang terbuka yang sudah di impikan warga kabupaten Tuban. Di dekat Taman Sleko ini pun ada tugu 9 Kuda yang di pasang bebarangan dengan perbaikan infrastruktur Taman Sleko ini yang menjadi daya Tarik bahkan landmark baru Tuban.

Pada pembukaan dan peresmian CFN ini pun dihadiri oleh lautan manusia. Bukan dari Kabupaten Tuban sendiri tetapi ada dari kota tetangga yang antusias turut serta dalam CFN ini dikarenakan saat pembukaan dan peresmian CFN ini memiliki ragam kegiatan mulai dengan Live Music musisi kebanggan bumi wali, Fashion Show batik gedog yang disulap dan dipadu padankan dengan style yang berkembang, Pameran produk khas Tuban meliputi Ecoprint Tuban, Belimbing Tasikmadu khas Tuban dan lain sebagainya. Pada pembukaan dan peresmian CFN ini pun sudah ramai dengan UMKM yang berjualan beraneka ragam mulai dari makanan berat, makanan ringan, minuman hingga pakaian pun tersedia. Bupati Tuban dan warga Tuban menyambut CFN ini dengan senang

CFN sendiri dalam aspek ekonomi sangat membantu perekonomian warga Tuban yaitu UMKM yang terdampak pandemi, selain itu CFN juga bisa menjadi daya tarik kabupaten Tuban. Bukan hanya itu, CFN juga bisa membuka peluang usaha bagi mereka yang mempunyai bakat bisa ditampilkan pada saat CFN ini digelar. CFN sendiri juga digemari dikalangan anak muda karena sebagai wadah bari mereka untuk menuangkan ekspresi mereka dan juga sebagai sarana penghilang kebosanan yang ada dikarenakan pandemi selama 2 tahun ini. Dikalangan orang dewasa pun CFN dipandang sebagai pendobrak baru untuk Kabupaten Tuban yang kreatif dan maju.

Tentunya dengan adanya CFN ini banyak warga yang mendukung dan juga menolaknya. Alasan warga yang menolaknya dikarenakan CFN ini dirasa kurang maksimal dikarenakan area berjualannya UMKM berada di jalan raya sebelah samping dan lebih baik dikembalikan di area aloon-aloon lagi yang lebih luas. Selain itu, dampak setelah dilaksanakannya CFN biasanya sampah sisa makanan dan minuman pun dibuang se enaknya padahal disana sudah disediakan wadah untuk membuangnya. Sealain itu CFN sendiri pun dinilai telah menutup jalan walau memang sudah dialihkan tapi bagi mereka yang rumahnya sekitar sana merasa lebih memutar dan lebih jauh. Tidak banyak juga warga Tuban yang lain banyak yang mendukung kegiatan ini dikarenakan bisa menjadi sarana promosi Kabupaten Tuban sendiri dan menghidupkan Kabupaten ini setelah lumpuh oleh pandemi. Warga Tuban yang lainnya pun bangga dengan kinerja bupati baru ini karena telah membuat kegiatan se eksis ini.

Kegiatan CFN ini adalah kegiatan yang positif untuk kedepannya dengan memperhatikan pesan serta saran yang pernah ada agar kegiatan CFN ini menjadi lebih baik dan berkembang lagi. Semoga kedepannya lahir lagi kegiatan-kegiatan yang lebih kreatif dan lebih baik lagi guna daya Tarik untuk Kabupaten Tuban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun