Mohon tunggu...
MOCHAMMAD NUR
MOCHAMMAD NUR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mekanikal Enginering

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Penanganan Kasus Bullying Melalui Pendidikan Karakter Mulai dari Sekolah Dasar

17 Mei 2023   09:28 Diperbarui: 17 Mei 2023   09:40 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar sisoalisasi. Dokpri

 

PENDAHULUAN

Kasus bullying pada anak-anak usia dini juga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Anak-anak usia dini yang menjadi korban bullying bisa mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan sosial mereka. Selain itu, anak-anak usia dini yang melakukan bullying perlu mendapatkan pendampingan dan pengasuhan yang baik agar tidak terus melanjutkan perilaku tersebut di masa yang akan datang. Oleh karena itu, peran orang tua dan pengajar sangat penting dalam mencegah dan mengatasi kasus bullying pada anak usia dini. (Sari, 2017).

Bullying memiliki dampak yang sangat berbahaya baik bagi pelaku maupun korban. Pelaku akan memiliki sifat yang kasar dan merasa memiliki kekuasaan, sementara korban bullying akan merasa cemas dan mungkin mengalami depresi yang parah dan bahkan dapat berujung pada tindakan bunuh diri. 

Korban bullying seringkali terpengaruh oleh tindakan yang pernah diterima, dan mungkin dimasa yang akan datang akan melakukan perbuatan balas dendam pada pelaku dengan cara yang diluar batas. Terkadang, korban bullying bahkan dapat menjadi pelaku pembullyan pada orang lain. Oleh karena itu, tindakan bullying harus dihindari dan diberantas sepenuhnya. (Kusuma, 2016) yang disitasi oleh (Sari, 2017).

Pendidikan karakter sejak SD dapat menjadi salah satu upaya penanganan kasus bullying di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kurikulum pendidikan. Dengan cara ini, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya sikap saling menghargai, saling menghormati, dan berempati pada orang lain.

Selain itu, pendidikan karakter juga dapat dilakukan melalui pengajaran tentang cara mengatasi konflik secara sehat dan non-kekerasan. Siswa dapat diajarkan cara menyelesaikan masalah secara bijak dan damai tanpa perlu menggunakan kekerasan atau tindakan bullying. Hal ini dapat membantu siswa memperoleh keterampilan sosial yang baik dan memperkuat kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan baik.

Dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah dasar, siswa akan terbiasa dengan nilai-nilai karakter yang baik dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan kasus bullying dapat dikurangi secara signifikan di sekolah dan lingkungan sekitarnya.(Rahayu & Permana, 2019)

Dalam era digital saat ini, anak-anak jarang terlihat bermain permainan tradisional. Padahal, permainan tradisional memiliki manfaat dalam memupuk rasa persaudaraan, keakraban, dan kreativitas anak-anak. Anak-anak saat ini cenderung terintegrasi dengan teknologi, seperti gadget dan video game. 

Anak-anak di era digital menghabiskan banyak waktu untuk menggunakan media setiap harinya, seperti menonton televisi selama 3 jam di hari sekolah dan 7,4 jam pada hari libur, serta bermain internet rata-rata 2,1 jam. Maaka dari itu penting bagi orang tua dan guru untuk bekerja sama dalam pengasuhan digital atau digital parenting. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan bersama antara guru dan orang tua.(Putri, 2018).

 Mengatur waktu penggunaan media: Guru dan orang tua perlu bekerjasama dalam mengatur waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menggunakan gadget, menonton televisi, atau bermain video game. Penting untuk menetapkan batasan waktu yang wajar agar anak-anak tetap memiliki waktu untuk bermain permainan tradisional atau melakukan kegiatan fisik dan sosial lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun