Kembali lagi bersama saya teman-teman, kali ini saya membahasa toleransi beragama dengan umat non muslim. Beberapa waktu yang lalu saya sudah berkunjung sekaligus mewawancarai seorang pastor dari gereja yang ada di kota Malang, simak lebih lanjut yaa.
Beliu menjelaskan bahwa pastor itu sama artinya yaitu Bapa kemudian romo berasala dari bahasa jawa yang artinya sama hanya saja penggunan panggilan tersebut tergantung tempatnya. Dan kalau di pulau jawa biasanya menggunakan panggilan romo sedangkan kalau di pulau flores dan sekitarnya menggunakan pastor. Lalu jika pendeta itu untuk sebutan kristen protestan.
Kemudian beliu juga menjelaskan tentang perbedaan antara katolik, kristen protestan, yakni adalah perbedaan sejarah sampai-sampai dahulu ada perpecahan antara greja katolik dengan greja protestan sejak zaman reformasi.
Gereja katolik bersifat struktur sedangkan greja protestan tidak mempunyai struktur jadi intiya kalau mereka mempunyai jamaah jadi mereka bisa membuat gereja baru. Dan cara beribadahnya itu juga berbeda kemudian secara teologi juga berbeda lalu penempatan dalam gereja tersebut. Kalau perbedaan secara teologi salah satunya adalah kalau kalau greja kristen protestan mengimani Bunda Maryam sedangkan greja katolik tidak.Â
Kemudian salah satu dari teman saya bertanya kepada pastor dari gereja tersebut tentang sebelum ada Tuhan Yesus itu kristen itu beragamanya bagaimana, Beliau menjawab bahwa dahulu mereka masih mengikuti Yahudi sampai ada Tuhan Yesus makanya mereka masih mengenal hukum lama. Kalau yahudi kan kitab Taurat kalau mereka itu kitab dan beliau berkata mereka juga mempunyai 5 kitab.
Beliau berkata ada nasab atau garis keturunan yang pertama yahudi kemudian kristen lalu katolik setelah itu protestan. Beliau berkata gereja katolik itu terpecah yaitu gereja katolik timur dan gereja katolik barat, kalau gereja katolik timur itu ortodox sedangkan gereja katolik barat itu paus seperti yang ditempati oleh beliau sekarang ini.Â
Tidak lama setelah Romo menjelaskan tentang sejarah dan sebagainya mengenai agamanya, salah satu teman saya bertanya mengenai perbedaan dalam melaksanakan hari rayanya. Sang Romo menjawab hari rayanya itu sama yakni hari raya natal, tetapi kalau kristen pada awal bulan desember itu sudah mulai merayakan dan kalau romo sendiiri itu merayakan pada tanggal 25 desember. Kemudian untuk perayaan paskah kalau romo sendiri mengatakan sendiri "kalau kami merayakannya secara lengkap" sedangkan mereka yakni kristen,protestan mereka merayakan kebangkitannya saja pada malam paskah dan waktu perayaannya sama.
Dan hari Paskah itu identik dengan telur beliau menjawab bahwa itu merupakan tradisi dari eropa dan di indonesia masih jarang. Dan Romo bilang biasanya ada nyanyian-nyanyian yang mengikuti daerah setempat dan kebetulan beliau juga mengikuti daerah setempat juga. Di dalam Katolik itu ada 7 sakramen itu adalah cara masuk agama katolik dengan sakramen 1 yaitu baptis diri, ada makna tersendiri yaitu untuk penghapusan dosa lama, nahh pembaptisan itu ada baptis saat kecil dan ada baptis pada saat dewasa.
Kemudian ada sakramen tobat. Dan menjadi seorang Romo itu tidak boleh menikah karena menurut teman saya menikah adalah sebuah kenikmatan, tetapi kalau gereja protestan itu menikah sedangkan geraja katolik tidak menikah karena ada pendasaran teologinya yaitu dari injil sendiri. Ada yang tidak menikah karena keinginan diri sendiri ada juga yang karena pelayanan dan yang terakhir ada juga karena untuk tidak menyibukkan diri sendiri jadi betul-betul untuk megurus umat.
Kemduian beliau menjelaskan keluarganya, ibu dari beliau adalah seorang muslim dan dari NTT. Disana 50% muslim dan 50% non muslim jadi sudah ada toleransi sejak kecil karena beragamnya agama disana. Beliau menjelaskan untuk menjadi seorang Romo tidak disangka-sangka karena beliau berlatar belakang dari keluarga muslim tetapi beliau merasa hal seperti itu adalah panggilan dari Tuhan jadi beliau tidak bisa melawan walaupun banyak hal seperti tantangan-tantangannya.
Karena kalau menjadi imam beliau berkata melepas hak, warisan dan keluarga jadi semua umat yang kita layani adalah keluarga. Sebelum menjadi Romo itu ada pendidikannya disebut seminari menengah kalau di islam itu seperti pondok pesantren jadi mulai SMP sampai SMA selama 6 tahun dan kalau ada keinginan lanjut ikut seminari tinggi, seminari tinggi untuk mengabil S1 kemudian S2 dan totalnya sekitar 15 tahun.Â