Mohon tunggu...
Mochammad Jimly Azidiky
Mochammad Jimly Azidiky Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Cerita Rakyat Bali : "Asal-usul Selat Bali"

10 Februari 2016   20:41 Diperbarui: 4 April 2017   17:18 11147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada jaman dulu di kerajaan Daha hiduplah seorang Brahmana yang benama Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. Selain sakti Sidi Mantra adalah seorang yang berbudi pekerti luhur dan disegani oleh masyarakat karena memiliki pengetahuan agama yang luas. Sanghyang Widya atau Batara Guru memberikannya hadiah berupa harta benda dan seorang istri yang cantik. Setelah bertahun-tahun menikah, akhirnya mereka mendapat seorang anak yang bernama Manik Angkeran.

Manik Angkeran adalah pemuda yang gagah, berani dan pandai. Namun, manik Angkeran memiliki sifat yang bertolak belakang dengan ayahnya. Manik Angkeran sangat manja. Dia suka berjudi dan mengaduh ayam. Mungkin ini karena Manik Angkeran tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu. Ibunya telah meninggal sewaktu melahirkannya. Manik Angkeran selalu kalah dalam berjudi dan ia telah mempertarukan harta  orang tuanya bahkan sampai berhutang kepada orang lain. Sampai-sampai hutangnya menjadi banyak hingga ia tidak dapat membayar hutang-hutangnya lagi. Kemudian Manik Angkeran meminta pertolongan ayahnya untuk membayar hutang-hutangnya.

Kemudian untuk membantu sang anak, Sidi Mantra rela berpuasa dan berdoa untuk meminta pertolongan Sang Dewa. Tiba-tiba terdengarlah suara gaib setelah sekian lama ia berdoa kepada Dewa. “Hai, Sidi Mantra, di kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga bernama Naga Besukih. Pergilah ke sana lalu mintalah supaya dia mau memberi sedikit hartanya”, suara Sang dewa.

Setelah mendengar bisikan gaib tersebut, Sidi Mantra pergi menuju ke Gunung Agung dengan membawa genta pemujaannya. Di perjalanan menuju Gunung Agung, Sidi Mantra berusaha untuk melewati segala rintangan yang menghadangnya. Akhirnya Sidi Mantra berhasil melewati berbagai rintangan tersebut dan berhasil sampai di Gunung agung dengan selamat. Lalu Sidi Mantra duduk bersila. Sambil membunyikan genta Sidi Mantra membacakan mantra dan memanggil-manggil nama Naga Besukih. Setelah skian lama Sidi mantra memanggil naga tersebut, akhirnya Naga Besukih muncul dari tempat persembunyiannya.

“Hai Begawan Sidi Mantra, ada apakah engkau memanggilku?” tanya Naga Besukih. 

“Naga Besukih, kekayaanku telah dihabiskan anakku untuk berjudi. Sekarang karena hutangnya menumpuk, dia dikejar-kejar oleh orang-orang. Aku mohon, bantulah aku agar aku bisa membayar hutang anakku!”

“Baiklah, aku akan memenuhi permintaanmu Begawan Sidi Mantra, tapi kau harus menasehati anakmu agar tidak berjudi lagi, karena kau tahu berjudi itu dilarang agama!”

“Aku berjanji akan menasehati anakku”, jawab Begawan Sidi Mantra. 

Setelah mendengarkan maksud kedatangan Sidi Mantra, Naga Besukih pun menggeliat. Saat menggeliat dari sisik naga tersebut keluarlah emas & intan. Naga Besukih menyuruh Sidi Mantra untuk mengambilnya. Kemudian Sidi Mantra mengambil emas dan intan tersebut serta mengucapkan terima  kasih. Setelah Sidi Mantra mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra pun kembali ke rumahnya dan menyerahkan emas dan intannya kepada Manik Angkeran tidak lupa Sidi Mantra menasehati Manik Angkeran agar Manik Angkeran tidak melakukan judi lagi dan membayar segera hutang-hutangnya. Tetapi kenyataan berkata lain Manik Angkeran tetap saja melakukan judi dan beraduh ayam bahkan sampai taruhan pun dia lakukan sampai-sampai harta yang diberikan ayahnya kembali habis. Seperti biasanya lagi Manik Angkeran meminta bantuan Sidi Mantra agar hutang-hutang bias dilunasi lagi. Dengan kesalnya Sidi Mantra mau membantu Manik Angkeran untuk membayar hutang-hutangnya. Maka barangkatlah Sidi Mantra menuju Gunung Agung untuk yang kedua kalinya. Sesampai di Gunung Agung Sidi Mantra melakukan ritualnya lagi, dengan dibunyikannya genta dan membaca mantra-mantra berharap Naga Besukih keluar dari tempat persembunyiannya. Beberapa saat kemudian Sang Naga Besukih keluar dari tempat persembunyiannya.

“Ada apa lagi Begawan Sidi Mantra? Mengapa engkau memanggilku lagi?” tanya Sang Naga Besukih.

“Maafkan aku Naga Besukih, sekali lagi aku memohon bantuanmu agar aku bisa membayar hutang-hutang anakku. Aku sudah tidak punya apa-apa lagi dan aku sudah menasehatinya agar tidak berjudi, tapi ia tidak menghiraukanku.” mohon Begawan Sidi Mantra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun