Mohon tunggu...
Mochammad Jimly Azidiky
Mochammad Jimly Azidiky Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Cara Menanam Hidroponik dengan Mudah

27 Februari 2018   10:40 Diperbarui: 27 Februari 2018   10:50 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Thinkstock Photo

Bak sebuah film kartun, tiba-tiba lampu di atas kepala saya menyala terang menandakan saraf-saraf hipotalamus mulai terstimulasi. Waktu itu juga, otak saya berusaha memanggil kembali ingatan-ingatan masa kecil saya yang sudah lama tersimpan. Teringat suasana kampung halaman saya yang hijau penuh dengan persawahan. Udara yang sejuk sangat berlimpah bersamaan dengan terbitnya fajar pada pagi hari. 

Perasaan bahagia saya muncul begitu saja ketika ada seseorang yang mengajak saya ke sawah. Betapa indahnya suasana sawah di pedesaan kala itu, pepohonan, sungai, bukit, dan tanaman budidaya, dapat hidup berdampingan membentuk suatu ekosistem sawah, serta tidak terkecuali binatang-binatang yang turut berperan dalam rantai makanan dari ekosistem tersebut. Di lain sisi, beragam jenis aktivitas yang dilakukan oleh manusia juga berlangsung di sawah, seperti membajak sawah, menanam, memancing, memanen dan lain-lain. Mengingat peristiwa itu, saya menjadi tertarik untuk mengupas tentang kegiatan yang lazim dilakukan oleh manusia di sawah, yaitu bertani atau biasa disebut dengan pertanian.

Pertanian adalah aktivitas manusia dalam pendayagunaan Sumber Daya Alam Hayati dengan cara membudidayakan suatu tanaman pada lahan tertentu yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan pangan manusia. Di Indonesia sendiri, pertanian dilakukan di beberapa lahan pertanian, seperti perkarangan, persawahan, dan tegalan. Akan tetapi, dewasa ini satu per satu lahan pertanian mulai berkurang yang disebabkan oleh pembangunan perumahan yang berkembang pesat. Fenomena tersebuat menyebabkan orang-orang berpikir untuk menanggulanginya. Seiring dengan berkembangannya waktu, pada akhirnya pemikiran itupun membuahkan hasil yang kita kenal dengan bercocok tanam sistem hidroponik.

Hidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan memanfaatan air sebagai media tanamnya (tanpa menggunakan tanah) yang dibantu dengan pemenuhan nutrisi untuk tanaman. Tanaman hidroponik ini dipercaya tidak mengandung zat berbahaya. Pasalnya, tanaman hidroponik ini tidak memerlukan zat-zat beracun, seperti peptisida, dalam proses pertumbuhannya. Menanam dengan metode hidroponik ini tidak memerlukan lahan yang begitu luas. 

Anda juga bisa bercocok tanam dengan metode hidroponik di halaman rumah Anda sendiri, sehingga tidak perlu jauh-jauh pergi ke sawah untuk bercocok tanam. Metode hidroponik ini sangat bermanfaat bagi yang memiliki lahan pertanian yang kurang subur karena kita tidak perlu menggunakan tanah sebagai media tanam.

Berdasarkan pengalaman yang saya alami, menanam dengan metode hidroponik ini sangat praktis dan mudah. Selama liburan semester empat ini, saya telah belajar menanam hidroponik dari kakak sepupu saya di rumah. Pada awalnya kita harus membutuhkan kesabaran untuk membuat media tanamnya. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat media tanamnya adalah batang alumunium, pipa ukuran besar yang dilubangi sesuai dengan besar dan jumlah tanaman yang ditanam, baut, plastik ultraviolet, kran air, selang, kawat, pot khusus hidroponik, dan filter. 

Cara-cara membuat media tanam hidroponik ini sedikit sukar karena kita butuh keterampilan dalam membuatnya. Pertama, rangkailah rangka alumunium sesuai dengan desain. Rangka ini berfungsi sebagai penyangga media tanamnya. Oleh karena itu, Jangan lupa untuk mempereratnya dengan baut dan kawat agar penyangga tersebut kuat dan tahan lama. Kedua, atur peletakkan pipa besar yang sudah dilubangi tersebut dan juga jangan lupa untuk menguatkannya dengan kawat. Setelah itu, atur pengairannya. Usahakan agar air mengalir di setiap pipa besar dengan lancar dengan menggunakan selang, pipa kecil, dan filter. Terakhir, tutup bagian atap dengan menggunakan plastik UV dan usahakan agar air hujan tidak bisa membasahi bagian dalam karena air hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman budidaya tersebut.

Terdapat banyak jenis tanaman yang dapat ditanam dengan metode atau sistem hidroponik ini, seperti, selada, mentimun, buah-buahan, sawi, kangkung dan lain-lain. Akan tetapi, kala itu saya hanya belajar menanam sawi dengan metode hidroponik. Jenis sawi yang biasa digunakan adalah sawi hijau, sawi putih, sawi danging dan lain-lain. Kala itu, jenis sawi yang saya tanam adalah sawi daging. Sebelum melakukan penanaman, hendaknya kita siapkan terlebih dahulu alat dan bahannya. Alat dan bahan yang digunakan adalah tray semai, pinset, sprayer, pot khusus hidroponik, kain flannel, benih sawi daging, rockwool (nutrisi), air, dan pisau. Sebelum ke proses penanaman, kita harus melewati tahap penyemaian atau pembibitan. 

Tahap ini bertujuan untuk menyeleksi apakah bibit yang akan ditanam ini bagus atau rusak. Tahap pertama, potong rockwool menjadi beberapa bagian sesuai dengan ukuran yang ditentukan dan atur di dalam tray semai. Kedua, beri lubang-lubang kecil pada rockwool dengan menggunakan pinset. Kemudian sebarkan 1-2 benih sawi daging ke dalam lubang-lubang yang telah dibuat di rockwool. 

Setelah itu, siram dengan air dan letakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari, tunggu hingga benih-benih mulai berkecambah. Setelah benih-benih tersebut berkecambah, pindahkan tray semai tersebut ke tempat yang sedikit terang. Kira-kira sekitar dua pekan, benih-benih tersebut akan tumbuh daun-daun kecil dan juga akarnya bertambah panjang. Kemudian pindahkanlah tumbuhan itu ke dalam pot yang sebelumnya telah dimodifikasi dengan kain flannel yang beguna untuk tempat melekatnya akar. Letakkan pot-pot yang berisi tanaman sawi daging tersebut ke media tanam yang telah dibuat sebelumnya. Terakhir, pelihara tanaman sawi daging tersebut dengan baik hingga waktu panen tiba.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun