Mohon tunggu...
Mochammad Jimly Azidiky
Mochammad Jimly Azidiky Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Cerita Rakyat Bali : "Asal-usul Selat Bali"

10 Februari 2016   20:41 Diperbarui: 4 April 2017   17:18 11147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Anakmu rupanya sudah tidak menghormati orang tuanya lagi. Tapi aku akan membantumu untuk yang terakhir kali. Ingat, terakhir kali.”

Naga Besukih pun menggeliat dan keluarlah emas dan intan dari tubuhnya  lalu Sidi Mantra memilihi harta tersebut dan memohon diri. Setibanya di rumah Sidi Mantra segera melunasi hutang-hutang Manik Angkeran.

Manik Angkeran heran mengapa ayahnya begitu mudah mendapatkan harta. Maka Manik Angkeran bertanya pada ayahnya, “Ayah, darimana ayah mendapatkan semua kekayaan itu?

“Sudahlah Manik Angkeran, jangan kau tanyakan dari mana ayah mendapat harta itu. Berhentilah berjudi dan menyabung ayam, karena itu semua dilarang oleh agama. Dan inipun untuk terakhir kalinya ayah membantumu. Lain kali apabila engkau berhutang lagi, ayah tidak akan membantumu lagi.” Jawab ayahnya.

Meskipun sudah diperingatkan oleh ayahnya berkali-kali Manik Angkeran tetap saja melakukan perjudian dan bertaruh aduhan ayam. Sampai lama-kelamaan hutangnya menumpuk banyak dan ia tidak dapat membayarnya. Manik Angkeran meminta bantuan ayanhnya lagi tetapi ayahnya tidak mau membantunya lagi. Sehingga Manik Angkeran bertekad untuk mencari tahu sumber kekayaan ayahnya didapat dari mana. Kemudian ia pun bertanya-tanya kesana kemari dan beberapa temannya memberi tahunya bahwa ayahnya mendapatkan kekayaan di Gunung Agung. Begitu serakahnya Manik sampai-sampai ia berani mencuri genta milik ayahnya dan ia pergi ke Gunung Agung untuk mencari harta.

Setelah Manik Angkeran sampai di Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan genta milik ayahnya. Karena merasa terpanggil Naga besukih pun merasa terpanggil oleh suara genta tersebut. Tetapi Naga Besukih heran kenapa ia tidak mendengarkan mantra-mantra yang biasa ia dengar dari Sidi Mantra. Kemudian Naga Besukih keluar untuk melihat siapa yang telah memanggilnya. Setelah keluar, maka bertemulah Sang Naga dengan Manik Angkeran untuk pertama kali. Melihat manik Angkeran, Naga Besukih pun tak dapat menahan amarahnya.

“Hai Manik Angkeran. Ada apa engkau memanggilku dengan genta yang kau curi dari ayahmu itu?”

Dengan sikap memelas, Manik pun berkata, “Sang Naga bantulah aku. Berilah aku harta yang melimpah agar aku bisa membayar hutang-hutangku. Kalau kali ini aku tak bisa membayarnya, orang-orang akan membunuhku. Kasihanilah aku.”

Melihat kesedihan Manik Angkeran, Sang Naga pun merasa kasihan. 

“Baiklah, aku akan membantumu. Tetapi dengan syarat jahuilah Judi dan taruhan adu ayammu itu” jawab Sang Naga Besukih.

“Baiklah Naga besukih” jawab manik Angkeran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun