Mohon tunggu...
Mochammad IlhamFirmansyah
Mochammad IlhamFirmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

nonton bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Masyarakat tentang Bobroknya Institusi Kepolisian Indonesia

12 September 2023   22:09 Diperbarui: 12 September 2023   22:12 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepolisian seharusnya menjadi penegak hukum yang adil, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta mengayomi dan melindungi Masyarakat didalam negeri. Ditanganiyalah masyarakat Indonesia meminta kenyamanan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia. Jangan tanyakan seberapa gajinya yang diperoleh karena itu tidak sebanding dengan pengorbanan dan tanggungjawab polisi terhadap keamanan dan kenyamanan Masyarakat.  Dedikasi dan kepeduliannya sudah membekas dipikiran Masyarakat.

Tapi faktanya institusi kepolisian tidak sesuci yang dipikirkan para pencetus dan tujuan institusi ini dibuat. Hal ini tecemin karena banyaknya kasus dari institusi kepolisian yang tidak sewajarnya. Kepolisian seolah olah udah menjadi perbincangan dimasyarakat tentang keburukannya. Ada juga masyarakat yang tidak percaya lagi tentang yang namanya polisi. Zaman dulu polisi merupakan  profesi yang sangat mulia  karena dulu polisi bekerja dengan hati dengan mengayomi masyarakat demi negara aman. Seiring perubahan zaman sekarang polisi dijadikan sebagai profesi untuk memperkaya diri. Seolah olah masuk polisi itu cuman pengen mapan  dan hidupnya terjamin bukan karena cinta tanah air dan bukan dengan hati. Mengherankan lagi banyak anggota kepolisian banyak gaya dengan mempamer pamerkan harta kekayaan dengan bermegah megahan. Tidak ingat kalau dia itu dibayar dari uang rakyat.  

Contoh yang sering terlihat sehari-hari bahkan tidak disadari bagi kita. Kasus pungli antara lain ketika pengendara motor tidak membawa surat-surat atau tidak memakai peraturan bermotor seharusnya ditilang dan harus ditindak lanjuti dengan sidang lanjutan. Tapi kenyataannya biasanya para polisi melakukan  pungli dengan meminta uang dengan sejumlah yang dia inginkan dengan jaminan lolos dari tilangan . Sedangkan uang tersebut masuk dikantong saku pribadi. Benar kata lelucon polisi yang jujur cuman 2 yaitu polisi tidur dan patung pilisi.

Sudah tidak rahasia umum lagi bahwa rekutmen anggota baru dinilai salah satu penyebabnya.  Banyak kasus suap besar-besaran hanya ingin menjadi salahsatu anggota dari kepolisian. Membuat system perekrutan calon polisi tidak optimal dan sportif. Siapa yang punya cuan banyak dan siapa orang dalamnya sebagai penentu kelulusan. Bahkan orangtua dari calon polisi dengan menjual harta berharganya hanya untuk mewujudkan cita-cita anaknya. Dari kasus itu dimanfaatkan para orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan menipu para calon polisi dengan iming-iming tertentu.

Tapi perlu digaris bawahi bahwa tidak semua polisi mempunyai perilaku buruk. banyak polisi yang memiki perilaku dan hati yang mulia yang hidupnya tidak bermewah mewahan,hidupnya sederhana,bersahaja dan mengayomi Masyarakat itu masih banyak. Polri diharapkasekali bisa menjadi institusi yang bersih. Bisa memberikan sumbangsih yang baik kepada bangsa dan Negara Indonesia. Kita sebagai mahasiswa mendorong agar polri menjadi Lembaga yang dipercaya lagi. Karena untuk  menegakkan hukum yang baik,jujur dan adil itu menjadi implementasi kepada pembangunan bangsa dan negara. Seandainya para pemimpim mebuat kebijakan social,politik dan ekonomi. Tapi penegak hukumnya bermasalah maka semua itu sia-sia . Karena Masyarakat mencari mudahmya menilai. Tapi kalau penegak hukumnya baik semuanya bisa terkontrol, terorganisir dan dipaksa keadaan menjadi baik. Bnayak Masyarakat melihat institusi kepolisian bekum baik kita harus mendoakan dan mendukung yang terbaik.  Agar institusi polri dibawa kearea yang bebas korupsi, professional jujur dan dapat dipercaya .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun