Mohon tunggu...
Mochammad Bagaskara
Mochammad Bagaskara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Telkom University

Saya adalah mahasiswa Telkom University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjalin Warna dan Tradisi Sejarah: Keunikan Anyaman dan Tenun di Jawa Barat

12 November 2023   16:47 Diperbarui: 12 November 2023   17:49 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Sri Baduga. (Foto Pribadi)

Anyaman dan Tenun merupakan seni tradisional yang melampaui zaman dan budaya. Karya-karya tersebut bukan sekadar produk perajin, namun juga mengandung nilai sejarah, kearifan lokal, dan identitas budaya. Artikel ini menguraikan tentang sejarah perkembangan anyaman dan tenun serta keunikan yang melekat di dalamnya.

Ayaman, menenun bukan sekedar teknik baru, ini adalah seni  kuno. Sejarah tekstil berawal dari Mesir kuno, Sumeria, dan Tiongkok. Sementara itu, tradisi tenun juga berkembang di berbagai wilayah di dunia, antara lain Amerika Selatan, Afrika, Asia, dan Eropa.

Awalnya keranjang dan tenun digunakan untuk membuat berbagai barang sehari-hari seperti pakaian, keranjang, tikar, dan kain. Seiring berjalannya waktu, seni ini berkembang menjadi media ekspresi budaya dan seni yang mendalam.

Setiap budaya memiliki motif dan desain tenun yang unik. Motif-motif ini seringkali mempunyai makna simbolis atau menceritakan kisah-kisah dari sejarah atau mitologi lokal. Misalnya, motif batik Indonesia mempunyai makna tertentu, sedangkan pola ikat Guatemala mengungkapkan asal usul etnis pembuatnya.

 Keunikan ini tidak hanya terdapat pada motifnya saja, namun juga pada teknik pembuatannya. Beberapa budaya menggunakan alat tenun tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi, sementara budaya lainnya menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi.

Museum Sri Baduga. (Foto Pribadi)
Museum Sri Baduga. (Foto Pribadi)

Anyaman dan Tenun memegang peranan penting dalam warisan budaya, namun seni ini juga menghadapi tantangan kontemporer. Globalisasi, perubahan gaya hidup dan teknologi berdampak pada praktik tradisional ini. Oleh karena itu, perlu adanya pelestarian dan promosi seni tenun dan tenun agar tetap relevan di zaman modern.

Sejak tahun 2018 hingga saat ini tekstil benar-benar bersinar dan mampu menimbulkan minat dan keingintahuan dalam memakai tekstil tidak hanya pada anak-anak masa kini saja. Hal ini merupakan salah satu langkah  tepat untuk mempertahankan kehadiran tekstil di era ini. Hal modern ini. Fokus dan konsentrasi perancangan  pada metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi menggunakan metode pendekatan budaya. Perannya adalah untuk menghilangkan paradigma anak-anak masa kini tentang tekstil kuno dan mengembalikan kehadiran tekstil di zaman modern. Dengan cara ini,  kita  dapat berharap tekstil akan terus meningkat popularitasnya di masyarakat saat ini.

Dibawah ini bisa diperhatikan contoh Anyaman yang terpakai di era modern saat ini salah satu contohnya sebagai lampu dirumau-rumah kita.

Menenun dan menganyam bukan hanya sekedar kerajinan tangan tetapi juga merupakan bagian integral dari identitas budaya suatu masyarakat. Warisan ini dipandang tidak hanya  sebagai produk akhir, namun juga sebagai media pelestarian nilai-nilai tradisional dan mewariskannya dari  generasi ke generasi berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun