Mohon tunggu...
Mochammad Azis Qoharuddin
Mochammad Azis Qoharuddin Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen/LP3M IAIFA Sumbersari/IAIFA sumbersari

saya bagian masyarakat yang sangat menentang ketidak adilan. prinsip dasar saya bagaimana kita bisa berguna untuk masyarakat dalam hal apapun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lampu Merah, Membuat selamat atau justru membuat celaka?!

18 Oktober 2014   16:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:34 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat lampu lalu lintas saat ini mungkin sudah menjadi sesuatu yang wajar. Lampu lalu lintas atau yang lebih dikenal dengan lampu merah adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar-arus yang ada.

Hampir semua pengguna jalan mengerti peraturan seperti apa yang berlaku perihal lampu yang kerap berada di persimpangan jalan tersebut. Namun kurangnya kesadaran dalam berkendara membuat kita menjadi celaka seperti dalam beberapa hari yang lalu kita dikejutkan dengan kecelakaan beruntun di lampu merah Gresik, yang mengakibatkan sedikitnya 3 orang meninggal dunia, dan beberapa orang lainnya cidera serius. Pada bulan maret tahun 2012 lalu, kecelakaan di lampu merah juga terjadi di Kediri yang memakan korban 4 orang di lokasi kejadian.

Melihat sejarahnya lampu merah pertama ditemukan oleh L.F. Wire. Awal penemuan ini diawali ketika suatu hari ia melihat tabrakan antara mobil dan kereta kuda. Kemudian ia berpikir bagaimana cara menemukan suatu pengatur lalu lintas yang lebih aman dan efektif. Sebenarnya ketika itu telah ada sistem perngaturan lalu lintas dengan sinyal stop dan go. Sinyal lampu ini pernah digunakan di London pada tahun 1863. Namun, pada penggunaannya sinyal lampu ini tiba-tiba meledak, sehingga tidak dipergunakan lagi. Morgan juga merasa sinyal stop dan go memiliki kelemahan, yaitu tidak adanya interval waktu bagi pengguna jalan sehingga masih banyak terjadi kecelakaan. Penemuan Morgan ini memiliki kontribusi yang cukup besar bagi pengaturan lalu lintas, ia menciptakan lampu lalu lintas berbentuk huruf T. Lampu ini terdiri dari tiga lampu, yaitu sinyal stop (ditandai dengan lampu merah), go (lampu hijau), posisi stop (lampu kuning). Lampu kuning inilah yang memberikan interval waktu untuk mulai berjalan atau mulai berhenti. Lampu kuning juga memberi kesempatan untuk berhenti dan berjalan secara perlahan.

Tujuan adanya lampu merah adalah:

·Menghindari hambatan karena adanya perbedaan arus jalan bagi pergerakan kendaraan.

·Memfasilitasi persimpangan antara jalan utama untuk kendaraan dan pejalan kaki dengan jalan sekunder sehingga kelancaran arus lalu lintas dapat terjamin.

·Mengurangi tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh tabrakan karena perbedaan arus jalan.

Bagi sebagian orang, lampu merah bisa membawa kebahagiaan, bahkan membangun kesadaran. Lampu merah, itu saat dimana kita harus diam beberapa saat untuk menunggu kembali jalan, diwaktu itu kita punya kesempatan untuk memperhatikan apa yang tidak sempat kita perhatikan, mulai anak alay, pedagang asongan, pengamen, pengemis dengan beberapa ekspresi yang mereka tampilkan. Dari situ kita menemukan hal baru untuk selalu bersyukur bahwa masih banyak orang yang tidak seberuntung kita, dan hanya dalam beberapa detik kita melihat, itu sudah cukup membuat untuk membangun empati kita.

Walau tidak semua orang sepakat dengan pernyataan saya ini, karena kalau kita terburu-buru lampu merah menjadi momok yang sangat kita benci, bisa berubah pula menjadi hantu yang sangat menakutkan. Kita merasa risih banyak sekali pengamen, pembersih kaca, daerah yang kumuh. Bahkan lampu merah sering kali juga digunakan sebagai area kejahatan.

Well. Inilah negara kita, semua yang tidak ada di negara lain pasti ada, dan semua yang ada di negara kita belum tentu ada di negara lain. Salam kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun