Mohon tunggu...
Pendidikan

Aku Juga Ikut Merasakan

28 Maret 2019   23:31 Diperbarui: 28 Maret 2019   23:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tak pernah sepi kelas XII Ips 4 itu kalau ada aden. Aden tuh tukang usil, tukang bikin ketawa dan satu lagi tukang tidur kalau waktu pelajaran. Jangan lupa juga dengan luna teman sebangku ku. Emang sih gak hanya teman sebangku tapi juga teman curhat hahaha. 

Luna itu orangnya pendiam, murah senyum dan baik hati. Terkadang aku kasihan terhadap luna, karena dia butuh penyemangat dan butuh seorang ibu yang selalu menyemagatinya. Iya luna memang sudah tidak punya ibu, ibu luna sudah meninggal setahun lalu. 

Setelah bel istirahat masuk tiba-tiba ada seseorang mas-mas yang menjemput aden. Aku melihat aden dan mas-mas terbut berbincang di depan kantor dengan bu duwi selaku wali kelasku. Dengan rasa penasaranku ada apa sebenarnya yang terjadi terhadap aden, dia kembali ke kelas untuk mengambil tas sudah dengan wajah suram. Aden pun meninggalkan kelas tanpa berkata-kata, walaupun banyak yang bertanya kepada aden. 

"kenapa ya aden rin?,  tak seperti biasanya raut muka aden", sontak luna bertanya padaku. "nggak tau aku lun,  aku juga bingung", jawabku dengan nada bingung. Akhirnya bu duwi mendatangi kelas, dan beliau berkata "silahkan duduk yang tenang mari kita berdo'a bersama". Ternyata ayah aden meninggal dunia. Seketika kelas menjadi hening. Semua mersakan apa yang sedang dirasakan aden saat ini. 

Sepulang sekolah semua teman-teman satu kelas bernjak untuk ke rumah aden. Semua keburu ingin bertemu aden. Aku beboncengan dengan luna. 

Sesampai di rumahnya, aku sudah tak tega melihat aden yang berlingan air mata. Meskipun dia mempunyai sifat yang tegar. Semua ikut berbela sungkawa. Luna adalah sahabatku yang pernah merasakan posisi seperti aden. Luna mencoba memberikan semangat kepada aden dengan apa yang telah ia lakukan setahun lalu. Luna mencoba membangkitkan semngat aden. 

Ketika di sekolah pun luna juga mendorong aden untuk tetap tegar.  Karena luna sendiri dulu juga harus berusaha tegar dalam menerimanya. Mungkin memang butuh waktu. Tapi aku juga merasakan apa yang dirasakan mereka ketika di posisi seperti ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun