Mohon tunggu...
Pendidikan

Jangan Takut terhadap Masa Lalumu

20 Maret 2019   20:50 Diperbarui: 20 Maret 2019   21:01 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pagiku selalu ramai dengan gedoran pintu kamarku yang aku anggap sebagai alarm. Ibuku selalu menggedor-gedor pintu kamarku sampai aku terbangun dari tidur pulasku. Memang aku hampir setiap hari datang terlambat ke sekolah. Jarak yang harus ku tempuh 30 menit dari rumah, dan aku tidak pernah berangkat lebih pagi. Mungkin terlambat adalah suatu hal yang biasa bagiku hahaha, dan bahkan hampir setiap hari. Ohh... bapak dan ibu guru piket di sekolah sampai hafal dengan aku.

"Ehh to, sebulan lagi kita UN ya, kamu setelah ini mau kuliah, kerja atau bahakan nikah hahaha" , sahut siska dengan tiba-tiba dia duduk di depanku. "Iya nih sis aku masih gak tau nih, bingung aku. Masak iya aku nikah hahaha", jawabku dengan nada setengah bercanda. "huuuu iya udah aku ke kantin dulu ya to", sahut siska sambil beranjak dari depanku.  

Jam istirahatku selalu di warnai dengan canda tawa dengan teman-temanku. Biasanya aku dan teman-teman berada di warung belakang sekolah, supaya bisa ngerokok sih hahaha. Tiba-tiba fikiranku cukup berat, aku memikirkan pertanyaan yang dilontarkan siska kepadaku tadi. Bagaimana aku setelah lulus nanti. Satu bulan lagi aku sudah UN dan itu artinya aku sudah tidak akan berseragam putih abu-abu lagi. 

Aku cukup tergolong siswa yang bandel di sekolah. Mulai terlambat,  ngerokok di kamar mandi, bolos dll. Bahkan ketika aku di kelas X dan XI mendapatkan hadiah dari guru BK, yaitu SP. Iya surat panggilan orang tua, aahh cukup terkenang di masa laluku. 

Beberapa hari kemudian aku memberanikan diri untuk konsultasi pada guru BK di sekolah. Langkahku terhenti ketika ada pertanyaan yang terdengar dari sebelahku  "loo fito,  kamu gak bikin ulah kok masuk kantor BK, mau ngapain?", pertanyaan yang sangat mengagetkan dari sindi anak IPA 1. "ah luu sin aku sekarang udah tobat nih gak bikin ulah lagi hahaha", jawabku dengan nada bercanda. 

Aku mulai berkonsultasi dengan guru BK ku. Alhamdulilah orang tua ku yang masih sehat dan mampu dalam materi, sangat mendorongku untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Memang aku mempunyai keinginan menjadi guru BK. Akhirnya guru BK mulai memberikan masukan-masukan kepadaku. Mulai dari kampus mana yang cocok dengan jurusan ku dan jalur tes masuk seperti apa yang harus aku tempuh. Guru BK juga memberikan sedikit cerita tentang perjalan karirnya dulu.  Memang sih aku sangat ingin menjadi guru BK. 

Akhirnya setelah aku konsultasi aku sudah mendapatkan strategi yang harus aku tempuh untuk masuk ke perguruan tinggi dengan jurusan yang aku pilih. Aku tak memperdulikan masa laluku. Karena aku sudah menuju pada jenjang dewasa dan harus dapat membahagiakan orang tua. Mungkin cerita masa laluku akan akan menjadi kenangan terindah dimasa yang akan datang.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun