Malam 30 September 1965 tidak hanya menjadi tragedi bagi para jenderal beserta keluarga mereka, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, tua dan muda harus menelan pil pahit akibat peristiwa ini. Malam yang penuh misteri dan gelapnya sejarah ini mengirimkan dampaknya hingga ke penjuru dunia.
Bahkan, para pelajar Indonesia yang sedang menimba ilmu di luar negeri, seperti di Uni Soviet, Tiongkok, atau Eropa, ikut terseret dalam badai politik. Banyak dari mereka mendadak kehilangan tempat pulang dan berubah menjadi eksil, tanpa kewarganegaraan, tanpa kepastian.
Inilah kisah yang dengan indah dirangkum dalam film Eksil karya Lola Amaria. Film ini merangkum perjalanan getir para pelajar yang, meskipun dicampakkan oleh negaranya, tetap memelihara cinta dan nasionalisme kepada Indonesia dari kejauhan.
Proses Panjang Penuh Rasa
Film yang dirilis pada 2022 ini sebenarnya sudah digodok sejak lama. Riset dimulai pada 2013, dan proses produksi baru berjalan pada 2015. Menariknya, Lola Amaria tidak hanya menjadi sutradara tetapi juga penulis naskah, berkolaborasi dengan Gunawan Rahardja.
Risetnya pun bukan main-main. Dengan penuh kesabaran, Lola mendekati para eksil---yang saat itu masih dihantui trauma masa lalu. Dari puluhan calon narasumber, hanya 10 yang akhirnya bersedia berbagi cerita. Butuh waktu hampir setahun untuk meyakinkan mereka bahwa proyek ini bukan ancaman, melainkan usaha tulus untuk merekam sejarah.
Lola bahkan memanfaatkan jaringan teman-temannya di luar negeri untuk mendekati para eksil. Ini bukan sekadar kerja film, tapi juga misi membangun kepercayaan. Proses pasca-produksi pun memakan waktu tujuh tahun, menyaring lebih dari 60 jam rekaman menjadi film berdurasi 119 menit. Bayangkan, seperti mencoba memilih lauk dari prasmanan lebaran---semuanya terlihat penting, tapi tidak mungkin masuk semua!
Rilis dan Pesan Mendalam
Film ini pertama kali diputar pada kompetisi JAFF Indonesian Screen Awards pada 27 November 2022, sebelum tayang di bioskop Indonesia pada 1 Februari 2024. Dengan sentuhan yang puitis, film ini bukan hanya sebuah karya seni, tetapi juga cermin bagi bangsa.
Sebagai penonton, rasanya terlalu egois jika saya menceritakan detailnya. Biarlah Anda sendiri yang menikmati dan menyelami bagaimana kerinduan dan perjuangan para eksil menghadapi kenyataan hidup di tanah asing.