Pada 18 September 2024, Indonesia heboh dengan kedatangan IShowSpeed, YouTuber asal Amerika Serikat yang fenomenal. Dalam perjalanannya ke Jakarta, Bali, dan Yogyakarta, Speed tak hanya mencuri perhatian tetapi juga memecahkan rekor dunia sebagai siaran langsung YouTube dengan jumlah penonton terbanyak oleh individu. Momen bersejarah itu terjadi saat ia menjelajahi Kota Tua Jakarta. Dalam video berdurasi 3 jam 47 menit yang diunggah pada 26 September, tontonan tersebut telah disaksikan hampir 23 juta orang hanya dalam waktu seminggu!
Fenomena Speed: Antara Popularitas dan Kehebohan Lokal
IShowSpeed, terkenal dengan tingkah polahnya yang kocak dan sering viral, disambut dengan antusiasme luar biasa oleh masyarakat Indonesia. Ribuan orang berbondong-bondong ingin melihatnya, meski sebagian besar sebenarnya tak tahu siapa dia. Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) pun ikut berperan. Banyak orang merasa harus berada di kerumunan itu hanya demi bisa berkata, “Aku ada di sana!”—meskipun mungkin mereka hanya muncul sebagai pixel kecil di video Speed.
Sayangnya, tak semua perilaku ini mengundang tawa. Beberapa aksi justru membuat Speed risih, seperti berkerumun tanpa menjaga jarak atau berteriak-teriak tanpa henti, yang kadang mengganggu ketertiban. Sebuah pelajaran penting: Speed memang cepat, tapi kalau kerumunan bikin dia stuck, ya, mau gimana?
FOMO dan Era Digital: Siapa Takut Tertinggal?
Fenomena FOMO bukan barang baru di era digital. Menurut laporan "Digital 2021" dari We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta orang, dengan 170 juta di antaranya aktif di media sosial. Angka yang besar ini mencerminkan bagaimana masyarakat Indonesia begitu terhubung dengan tren global—atau setidaknya, takut ketinggalan.
Kedatangan sosok seperti IShowSpeed menjadi contoh sempurna. Orang-orang yang mungkin tak pernah menonton kontennya tetap merasa harus berada di dekatnya—siapa tahu ada yang viral. Namun, perilaku seperti ini sering kali mengabaikan etika atau kenyamanan, baik untuk Speed maupun orang lain di sekitar.
Kesempatan Wisata yang Terhambat oleh FOMO
Seharusnya, kedatangan Speed menjadi peluang emas untuk mempromosikan pariwisata Indonesia ke audiens globalnya yang mayoritas berasal dari luar negeri. Dengan basis penonton yang begitu besar, Speed bisa memperkenalkan keindahan budaya, alam, dan keramahan Indonesia.
Sayangnya, kerumunan yang berlebihan justru membatasi ruang geraknya. Kehebohan lokal ini tak hanya menyulitkan Speed untuk menikmati tempat-tempat wisata, tetapi juga mengurangi daya tarik bagi penonton internasional yang ingin melihat sisi Indonesia yang autentik.