Senja ternyata tak selalu memberikan warna yang sama dalam perjalanan mencari keindahan warnanya. Aku menyadari tak ada waktu yang seindah senja ketika kita menikmati waktu sepanjang hari. Aku juga menyadari, Â kehidupan ini begitu indah sekali, keindahan itu menjadikan warna yang tak lagi sama, warna itu kembali dalam lamunanku menjadi sebuah seni yang tak akan menjadi nyata dalam keadaan apapun dalam hidup.
Perjalanan hidupku memang tak seindah seperti bayangan orang di luar sana, banyak sekali luka yang aku selesaikan seorang diri, banyak sekali perih yang tak akan aku ceritakan kepada manusia dan semua orang mungkin menganggapku baik- baik saja, enak tanpa penolakan di setiap detiknya dalam mencari sebuah seni yang tak akan pernah hidup dalam lamunanku sepanjang hari.
Aku hidup untuk diriku sendiri, kenapa harus membandingkan dengan manusia lain, aku hidup dengan duniaku sendiri orang lain tak perlu tau dan aku hidup dengan caraku sendiri karena bagian ini yang membuatku berbeda dengan yang lainya.
Sehingga konsep itu yang membuatku di tolak, di campakkan dan di tinggalkan di perjalanan mencari kesuksesan dalam sebuah lamunan yang luar biasa, Â penolakan itu indah sekali, Â penolakan itu cantik sekali dan penolakan itu membuatku lebih kuat dari biasanya, sampai aku berpikir kepada dunia, aku akan membuktikan bahwasanya caraku ini memang di jalan yang benar, aku akan menjawab bahwasanya duniaku ini memang cara yang tapat dan aku menyadari caraku ini memang berbeda tetapi perbedaan itu yang membuatku berjalan lebih cepat dari yang lain walaupun cara itu harus menahan perih akibat penolakan yang terjadi.
Pada akhirnya aku akan menyadari bahwasanya duniaku akan baik-baik saja, dunia ku akan indah dan kesuksesaan itu akan berlabuh sebentar lagi dengan kekuatan yang akan membuat orang tak menyangka akibat prosesku yang tak akan pernah aku publikasi.
Terima kasih penolakan di setiap perjalanan, aku tak akan menjadikanmu musuh, aku pun tak akan berharap apapun dan aku pun akan meng ilhami bahwasanya suatu saat semua yang telah menolakku akan menyesal dalam lamunanya di setiap detiknya.
Tulisan : mochammad syihabbudin di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H