Malam ini aku berbagi dengan gelap, lamunanku begitu indah bagai bintang yang sedang jatuh, lamunanku malam ini sangat berat bagai emas yang ada dalam perut bumi. Kata itu memang ada, dunia itu memang ada, tetapi tak semua isi dari dunia itu mendapatkan hak yang sama, hak itu bernama kebebasan dalam berpikir.
Aku berkelana melihat anak desa yang hanya bisa bersekolah katanya, aku melihatnya banyak butiran hitam, pekat yang tak tampak ketika hanya dirasakan sama mereka, aku menyendiri malam ini, melihat gelap dengan nada melodi yang terus memperpanjang lamunanku tentang penerus bangsa ini.Â
Malam ini aku aku begitu mendalami akan peran  yang ditugaskan oleh otak untuk melihat pendidikan dari sisi gelap, sejenak aku tak menyangka bisa melihat noda itu tetapi ketika aku mendalaminya banyak sekali lobang yang membuat pendidikan di Negeri menjadi pekerjaan rumah oleh siapa pun.
Aku melihat dari sisi pendidik, yang katanya manusia yang paling mempengaruhi penerus bangsa, dan aku melihatnya begitu indah tapi gelap, hal itu terjadi ketika melihat hasil yang begitu absurd dalam penerapan hasil dari pendidikan. Aku juga tak melihat anak berbahagia di dalam sekolah, aku juga tak melihat anak termotivasi dalam belajar dan aku juga tak melihat passion anak dapat tumbuh menjadi buah yang dapat dinikmati banyak orang di luar sana.
Pendidik yang katanya mengajar dengan baik, dengan hasil tidak bisa dibuat pedoman untuk melihat surga di dunia pendidikan, tetapi ini bukan akhir dari semuanya karena hasil evaluasi harus terus dikembangkan, karena pendidikan di hari ini bukan hanya mengajar tetapi harus melatih, karena pendidik hari bukan hanya sebagai orang tua tetapi harus mampu menumbuhkan kemanusiaan di dalam  memanusiakan manusia  dan karena pendidik bukan hanya mengajar tetapi pendidik harus mampu membuat perubahan dari segi akhlak, tata krama yang bermoral untuk mendampingi kecerdasan pendidik yang sudah tak membutuhkan guru lagi dalam mencari ilmu.
Tulisan : mochammad syihabbudin.
