Malam sudah penuh. Â Bulan menggantung kesepian. Â Sinarnya malu-malu menyapu kepala botak dua laki-laki yang menekuni profesi sebagai intel. Â Wajahnya tampak lusuh. Â Asap rokok dihembuskan dengan sura desah nafas yang mencerminkan galau pikiran.
Intel 1 : Kamu apakan laki-laki itu? (Ada gusar yang ditekan)
Intel 2 : Laki-laki yang merasa dirinya pahlawan? (Terusik. Â Tak senang)
Intel 1 : Iya.
Intel 1 : Aku bentak.
Intel 2 : Katanya mati setelah kamu bentak. Â (Batuk-batuk ejekan)
Intel 2 : Pura-pura.
Intel 1 : Sekarang?
Intel 2 : Sudah mulai teriak ke mana-mana kalau dia pahlawan. Â (Mengganti rokok yang masih setengah)
Intel 1 bangun. Â Melihat-lihat sekitar. Â Menyorotkan senternya. Â Gubrak. Â Ada batang pohon jatuh. Â Intel 1 loncat. Â Menginjak kodok atau sejenis kodok dan loncat lagi lebih tinggi. Â Inbtel 2 tertawa terbahak. Â Hingga kacamatanya terbuka. Â Malu-malu intel 2 membetulkan kacamata.
Intel 1 : Ada yang mengintai kita.