Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Laki-laki yang Berdiri Lama di Dekat Jendela

26 Oktober 2014   19:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:40 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Laki-laki itu kini sering sekali berdiri lama di dekat jendela. Pandangan matanya kosong. Mulutnya bicara pelan pada dirinya sendiri.
"Dari kapan?" tanya seorang pejalan kaki kepada Tukang Mi yang mangkal dekat rumah laki-laki itu.
"Mungkin lima hari yang lalu," jawab Tukang Mi sambil mengelap mangkuk yang baru dicuciny di ember yang airnya sudah mulai keruh.
Tadinya tak ada yang peduli dengan laki-laki yang berdiri lama di dekat jendela itu. Tadinya, orang akan mengira kalau laki-laki itu sedang menunggu seseorang yang akan memberinya kabar penting hari itu.
Tapi, hingga lima hari laki-laki itu terus berdiri. Di dekat jendela yang sama. Sekan tak pernah merasa haus atau lapar. Karena kabar yang dinantinya lebih penting daripada segelas air minum atau sepiring nasi.
"Kasihan," kata Tukang Mi sambil meletakkan mi ke mangkok yang di satu sisinya masih terlihat ada kotorannya.
Semua orang yang sedang menikmati mi mengangguk setuju dengan kata-kata tukang mi. Lalu salah seorang bertanya, "Kenapa dia setia menunggu di dekat jendel?"
"Kabarnya, dia memang sedang menunggu berita. Berita yang sangat penting," lanjut tukang mi.
"Kabar apa?"
"Katanya mau diangkat menjadi menteri."
"Terus kenapa dia seperti menanggung kecewa yang tak tertahankan?"
"Karena namanya ditandai stabilo merah oleh KPK."
"Berarti dia gagal menjadi menteri?"
"Tapi dia masih menunggu berita resminya."
"Kan kabinet diumumkan hari ini."
"Dan besok dia pasti sudah bunuh diri."
Besoknya terbetik berita kalau laki-laki yang berdiri lama di dekat jendela sudah tak lagi. Dia sudah membuka jendela dan terjun dengan duka yang tak tertahankan lagi olehnya.

SELAMAT BEKERJA UNTUK KALIAN YANG TERPILIH MENJADI MENTERI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun