Wajahnya tampak lusuh sekali. Â Apalagi pakaian yang dipakainya. Â Jalannya sudah tampak sempoyongan. Â Aku berdiri saat melihat kakek itu mendekati pos ronda tempat kami main gaple.
"Ada apa, Ndri?" tanya Fauzan.
"Seorang kakek," jawabku sambil menuntunnya karena takut dia jatuh.
Fauzan, Sidik, dan Soleh yang lagi asyik main gaple langsung mendekatiku.
"Kakek mau ke mana malam-malam begini?" tanya Fauzan penasaran.
Kakek itu tidak langsung menjawab. Â Seperti hendak berkata sedang kata-kata sendiri seperti ngumpet di tenggorokan kakek dan tak mau keluar.
"Ambilin minum, Ndri," kata Sidik.
Aku segera mengambilkan minum. Â Kakek itu minum dengan pelan seperti sedang mengeluarkan sesuatu yang begitu berat.
"Siapa nama, Kakek?" tanyaku saat melihat dia sudah agak tenang.
"Simun," jawabnya pendek.
"Kakek mau ke mana malam-malam begini?" tanyaku lagi.