Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[HUT RTC] Laki-laki Luka

15 Maret 2016   14:44 Diperbarui: 15 Maret 2016   15:11 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu Ketiga: Inspirasi Lagu

Sudah berpuluh-puluh kertas terbuang percuma.  Hatiku tak juga bisa mengumpulkan kata-kata terbaik untuk cerpenku yang sudah dipesan dan harus dikirim malam ini juga.  Padahal, aku sudah menyanggupinya.  Apa sulitnya membuat sebuah cerpen bagi seorang novelis sepertiku ini?

Sayang kesombonganku ini terbongkar sudah.  Tak ada urusan antara cerpen dengan seorang novelis yang telah melahirkan puluhan novel paling laris di negeri ini.  Cerpen adalah cerpen.  Urusan hati.  Tak mungkin lahir sebuah cerpen dari hati yang gundah.

"Aku tak membutuhkanmu.  Kalau mau pergi, pergi saja!"  bentakku pada Gusti Antasari.

Dengan derai air mata, Gusti meninggalkanku.  Aku telah mencampakkannya.  Padahal hanya karena urusan kecil.  Dia lupa memberitahuku kalau kucingku belum dikasih makan.

"Bukan masalah kucing.  Tapi ini masalah tanggung jawab!" bentakku.

"Iya. Aku kan sudah minta maaf," kata Gusti menghiba.

Aku bergeming.  Aku biarkan dia pergi.  Aku biarkan dia meninggalkan luka.  Luka tepat di jantung kesombonganku.  Kepergian Gusti betul-betul telah membuat lubang kesepian menganga di hatiku.  Dan aku tak bisa apa-apa kecuali menyesali kesombonganku itu.

"Iblis...!" umpatku pada diriku sendiri.

Kubanting laptop dan kuinjak-injak hingga remuk.  Terus kubuka jendela, aku hendak melompatnya.  Aku tak mungkin mencarimu.  Aku terlalu sombong untuk itu.  Lebih mati daripada ...

Berada dipelukanmu
mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cinta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun