Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dendam Sang Jendral

15 Oktober 2014   00:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:01 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepontong senja dia panggul ke mana-mana
katanya, ia tak rela kalau ada yang memuji senja
padahal senja telah dibeli olehnya

Sepotong matahari ia lucuti
dan ditaruhnya rapi dalam laci
katanya, matahari itu tak boleh ada yang menikmatinya lagi
karena matahari sudah menjadi miliknya kini

Sepotong hari ia umpetin di sakunya
kalau ia tertawa, hari nongol-nongol dari dalam sakunya
seperti hendak minggat tapi mukanya malah lusuh
terbenani takut yang banyak bergelayut

Seorang jendral yang rakus
telah gila karena ambisinya
dan merasa segalanya milik pribadi
yang lain tak boleh ada lagi

Sekarang ia selalu tertawa
mengulum dendam yang ia sangka telah menjadi Tuhannya
disembah dan dipuja-puja

Entah sampai kapan.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun