Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Harian Rizki

7 Juli 2015   11:57 Diperbarui: 7 Juli 2015   11:57 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Entah kenapa, hari ini Jakarta terasa begitu panas.  Panas sekali.  Seperti di neraka saja.  Matahari seakan tepat ada di atas ubun-ubun.  Panasnya tak kepalang tanggung.  Seakan sedang menantang kemampuan manusia untuk menahan gejolaknya. 

Tapi semua itu tak seberapa.  Belum.  Belum seberapa.  Panas Jakarta yang begitu mengganas ternyata tak seberapa.  Jika  dibandingkan dengan panas hati Rizkia.  Hati Rizkia lebih panas.  Hari ini memang menjadi hari yang tak mengenakkan.  Buat Rizkia, tentunya.  Karena hari ini ada undangan.  Undangan pengambilan rapor tengah semester.  Sebuah teror.  Pasti Kia akan kena lagi deh.  Sebel.

"Ada apa, Kia?" tanya Mamanya.

Tak ada jawaban.  Hanya suara kedubrak pintu yang ditutup dengan beban emosi.  Mamanya pun balik ke tempat Rizki.

"Ada apa, Ki?"

"Undangan pengambilan rapor bayangan, Ma,"Jawab Rizki sambil langsung mencium pipi mamanya.

Setiap.  Ya, setiap kali ada sesuatu yang berhubungan dengan rapor pasti akan meremukkan hati Rizkia.  Selalu ada perasaan menjadi orang kalah.  Kalah dari Rizki.  Saudara kembarnya itu.

"Ih, mirip banget," kata-kata itu selalu meneror Rizkia.  Walau pun orang yang melontarkan kata-kata itu justru mengungkapkan rasa kagum pada dua manusia cantik-cantik di depannya.

Rizki dan Rizkia memang cantik.  Semua orang mengakui itu.  Dan semua orang yang menjumpai mereka berdua pasti mengagumi kecantikan itu.  Bahkan pernah ada yang kejebur got, gara-gara matanya tak mau lepas memelototi Rizki dan Rizkia.

Bukan hanya wajah mereka yang mirip.  Tapi dari sejak lahir, Rizki dan Rizkia selalu dijadikan orang yang sama.  Betul-betul sama.  Saat satu memakai baju merah, pasti yang satunya juga harus memakai baju merah pula.  Saat yang satu memakai baju kuning, maka yang satunya lagi juga harus memakai baju kuning.  Bahkan pita di rambut pun selalu bermodel dan warna yang harus sama.

Tak akan ada yang bisa membedakan, mana Rizki dan mana Rizkia.  Bahkan mamanya sendiri lebih sering bingung sendiri untuk membedakan kedua anak kembarnya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun