Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Drama Artikel Utama

Bila Malam Bertambah Malam

22 April 2015   10:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:48 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah teras rumah. Hanya ada dua kursi.  Satu kursi kosong.  Di kursi yang satunya  lagi duduk seorang anak kecil.  Kakinya di angkat.  Seperti kedinginan.

Anak  :  Sudah malam.

Terdengar musik dangdut lamat-lamat.  Tidak terlihat orangnya.  Tapi suara musik dangdut itu semakin lama semakin keras.  Seperti para pedagang keliling yang biasa keliling perumahan.  Lamat-lamat, suara musik mennurun seperti sudah melewati rumah kita.

Anak :  Pulang tidak, ya?

Seperti berbicara dengan dirinya sendiri.  Kepalanya dilongokkan ke depan.  Mengucek-ngucek matanya seperti sedang memperjelas penglihatannya.

Anak  :  Bukan!

Lalu anak kecil itu duduk lagi.  Menarik kakinya, seperti kedinginan.  Matanya masih melotot memperhatikan jalan yang di depannya.

Anak  :  Kapan pulang?

Suaranya semakin serak.  Matanya berkaca-kaca.  Tapi, si anak terlihat berusaha untuk tidak menangis.

Anak  :  Semoga tidak macet lagi.

Anak bangun.  Lagi-lagi, melangkah ke depan.  Ke arah jalanan.  Tapi, mukanya kecewa kembali.  Terlihat bayangan seseorang melintas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun