Karena ada kecelakaan bus yang membawa siswa sebuah sekolah swasta, maka Gubernur Jawa Barat, Â Kepala Dinas DKI, dan Kepala Dinas Jawa Tengah melarang adanya studi tour. Â Yang bandel harus siap dengan resikonya.Â
Apa hubungan antara kecelakaan bus dengan pelarangan studi tour?
Banyak yang bilang, bahwa pejabat kita salah menerapkan logikanya. Â Seperti terbaca pasa beberapa komentar netizen. Â Kenapa? Karena sama sekali tidak berhubungan kedua hal tersebut. Maksudnya, Â apa yang diambil bukanlah jalan keluar yang seharusnya.Â
Wajar jika kementerian pariwisata agak mengeluh jika cara menangani masalah seperti itu. Akan sangat berdampak pada pariwisata domestik.Â
Lalu bagaimana?
Kecelakaan bus tentulah menjadi persoalan kemenhub. Lembaga yang diberi tanggung jawab untuk mengelola pertransportasian di negeri ini.
Tapi, sebagaimana dikeluhkan netizen, Â orang kemenhub justru menghimbau masyarakat untuk tidak memakai transportasi bodong, Â alih alih bekerja keras membereskan hal yang menjadi tanggung jawabnya.Â
Jika ada transportasi umum tak layak,  kan tak mungkin  masyarakat nanya kepada sopirnya, "Apakah sudah ikut KIR dan layak jalan?"Â
Orang perhubungan yang harus sigap menertibkan transportasi umum yang bandel. Jangan malah nyuruh netizen.Â
Jadi, kecelakaan bus di Subang itu bukan karena sekolah mengadakan studi tour, Â tapi karena kementerian perhubungan tidak bekerja dengan baik sehingga masih ada bus tak layak bisa melanglang negeri.Â
Logikanya membingungkan?
Mari kita perbaiki cara berpikir kita. Â Jangan sampai terlihat sudah bekerja tapi tak jelas arahnya. Menjadikan permasalahan tambah kusut.Â
Jangan sampai setengah ini diam semua, sampai terjadi kejadian berikutnya. Lalu muncul logika logika rancu kembali.Â
Salam berpikir sehat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI