Seorang Kyai papan atas. Â Juga seorang penyair. Â Juga cerpenis. Juga pelukis. Â Tak ada satu pun orang yang bisa menyainginya. Â
Kadang ada yang bisa bikin puisi tapi tak bisa melukis. Bisa melukis tapi tak bisa nulis cerpen. Â Bisa nulis cerpen tapi bukan kyai.Â
Beberapa waktu lalu, tulisannya di Kompas cetak sangat menginspirasi. Tentang pilpres.  Judulnya kalo tak salah  "Jangan berlebih-lebihan". Cukup jadi yang tengahan. Mendukung capres tapi jangan berlebihan.  Apalagi sampai menganggap tak ada yang bisa menandingi capres dukungan nya.
Lagian pilpres Juga peristiwa 5 tahunan.  Memelihara Indonesia justru lebih penting. Jangan sampai  karena pilpres justru Indonesia bubrah.Â
Lebih menggigit lagi adalah dawuh beliau d8 acaranya PBNU di pondok pesantren Krapyak. Â Setelah sambutan ketua umum dan Rois Am. Kebetulan lagi senter keberpihakan PBNU dalam pilpres 2024 ini sebagaimana dilansir oleh salah satu tokoh muda NU Nadirsyah. Â Bahkan diberitakan lucu Tentang Saefullah Yusuf yang mengatakan karena isu itu maka mereka begitu.Â
Gus Mus sempat akan meninggalkan acara jika ketum PBNU atau Rois Am bicara pilpres di pamggung NU.Â
Pilpres itu bukan urusan NU. Â NU harus ngurusin Indonesia. Â Kalau NU ngurusin pilpres berarti mendegradasi NU. Kira kira begitu petuah beliau.Â
Sangat pas diucapkan  Gus Mus sebagai salah satu Mustasyar NU. Karena isu keterlibatan NU dalam pilpres 2024 ini memang sangat mengkhawatirkan banyak pihak. Masa ormas sebesar NU masih mengurusi persoalan recehan seperti pilpres segala?
Semoga petuah Kyai yang menolak untuk menjadi Rois Am ini segera ditindaklanjuti sebagai kebijakan resmi PBNU. Â PBNU harus kembali ke jalan yang benar dan jalan besar.Â
Kita membutuhkan orang seperti Gus Mus.  Berpikir jernih.  Berpikir besar. Berpikir jauh ke depan. Jika masih ada orang seperti ini, masih ada harapan pada Indonesia lebih baik. Juga NU yang lebih baik. NU nya Gus Mus inilah yang dirindukan siapa pun. Termasuk yang bukan NU.